11 Ritel Ini Gulung Tikar karena Corona

11 Ritel Ini Gulung Tikar karena Corona

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 27 Okt 2020 20:00 WIB
Telah lama sepi pengunjung dan banyak tutupnya gerai toko akibat wabah pandemi Covid-19, membuat kawasan pertokoan di Bantargebang, Kota Bekasi, Rabu (17/06/2020), terlihat seperti rumah hantu.
Foto: Rengga Sancaya

9. Lord & Taylor

Lord & Taylor menyatakan kebangkrutan pada 2 Agustus 2020. Kebangkrutan itu setelah perusahaan mengumumkan 24 lokasi tokonya ditutup. Pekan berikutnya 38 tokonya akan dilikuidasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan ini pernah menjadi andalan fashion kelas atas. Pada 2012 Hudson's Bay Company mengakuisisi Lord & Taylor. Setelah itu pada tahun 2019 dijual senilai US$ 75 juta ke Le Tote, Inc., sebuah layanan langganan sewa busana.

10. Tailored Brands

ADVERTISEMENT

Pemilik merek Men's Wearhouse dan Jos. A. Bank menyatakan bangkrut pada 3 Agustus 2020 setelah pandemi virus Corona mengurangi permintaan pakaian kantor.

Tailored Brands pada Juni lalu telah memprediksi mereka akan masuk ke daftar kebangkrutan ritel. Beberapa minggu kemudian, perusahaan mengatakan 500 toko akan ditutup dari total 1.500 toko dan mengumumkan akan mem-PHK 20% pegawainya.

11. Stein Mart

Stein Mart menyatakan kebangkrutan pada 12 Agustus 2020 dan akan menutup hampir 300 tokonya dalam beberapa bulan mendatang.

Perusahaan berusia 112 tahun itu mengatakan kebangkrutannya disebabkan oleh pandemi virus Corona.

Sejak Juni lalu, Stein Mart telah mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi virus Corona. Namun, perusahaan terus berupaya agar bisa terus beroperasi untuk tahun depan.



Simak Video "Video: Demi Fokus ke Pusat Data dan AI, Google PHK 200 Karyawannya"
[Gambas:Video 20detik]

(zlf/zlf)

Hide Ads