Petrokimia Gresik, sebagai perusahaan Solusi Agroindustri sekaligus Anggota Holding BUMN Pupuk Indonesia mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan perekonomian nasional. Salah satunya di bidang ketahanan pangan, melalui penyediaan pupuk bersubsidi dan komersil yang berkualitas.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo memaparkan upaya meningkatkan ekonomi nasional melalui produktivitas pertanian ini. Pertama adalah melakukan demonstration plot (demplot) dan panen raya di sejumlah tempat.
Selama adaptasi kebiasaan baru (ABK) Petrokimia Gresik telah melakukan panen raya tanaman jagung, tomat dan cabai di Gorontalo, kemudian panen raya padi di Kota Madiun, dan demplot di Kabupaten Rote Ndao (Pulau Rote).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Demplot ini tentu dilakukan dengan mengaplikasikan pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik, sehingga hasil panen pun melimpah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (29/10/2020).
Kedua, Petrokimia Gresik juga telah memberikan bantuan pupuk di Kabupaten Bungo (NPK Phonska Plus), Kota Madiun (Petroganik), dan melakukan 'One Day Promotion' khusus untuk tiga produk non-subsidi retail andalan, yaitu NPK Phonska Plus, NPK Petro Nitrat, dan NPK Petro Ningrat di 16 kios yang tersebar di 8 (delapan) provinsi.
Ketiga, kata dia, Petrokimia Gresik melakukan penyemprotan massal menggunakan pupuk organik cair Phonska Oca di enam daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, antara lain Banyuwangi, Lumajang, Bondowoso, Bojonegoro, Sragen dan Banjarnegara.
Keempat, membangun kampung percontohan. Dwi mengatakan pihaknya telah membangkitkan asa pertanian melalui tiga kampung percontohan, antara lain Kampung Petro Nitrat di Konawe (Sulawesi Tenggara), Kampung Naga Petrokimia di Banyuwangi (Jawa Timur) dan Kampung Petroganik di Mojokerto (Jawa Timur).
Kampung pengembangan pertanian dengan mengaplikasikan pupuk non-subsidi Petrokimia Gresik ini bukanlah program parsial, tapi menjadi upaya perusahaan mengoptimalkan potensi yang dimiliki di setiap daerah. Hal itu dinilainya akan menjadi percontohan, dengan harapan kesuksesan di kampung tersebut akan diadopsi oleh petani lain di berbagai penjuru tanah air dengan potensi yang sama.
"Melalui berbagai program ini, kami berupaya meningkatkan optimisme petani di tengah wabah COVID-19, agar sektor hulu pertanian tetap berjalan sehingga ketahanan pangan dapat tetap terjaga dan yang tak kalah penting kesejahteraan petani juga terdongkrak," paparnya.
Upaya meningkatkan optimisme petani juga diwujudkan perusahaan dengan aktif memberikan bantuan dan kampanye protokol kesehatan kepada petani.
Koordinator Satgas
Komitmen perseroan dalam memerangi COVID-19 tidak hanya diimplementasikan di hulu pertanian. Petrokimia Gresik mendapatkan kepercayaan menjadi Koordinator Satuan Tugas Tanggap COVID-19 BUMN Jawa Timur. Meskipun saat ini Jawa Timur masuk dalam zona oranye, perusahaan disebutnya tak henti mengucurkan bantuan untuk memerangi COVID-19, dengan total Rp 48 miliar.
"Bantuan tersebut menyentuh segala sektor, mulai dari bidang kesehatan, sosial, ekonomi, keagamaan dengan memberikan edukasi pencegahan penularan Covid-19 bersama 100 tempat ibadah hingga sektor pertanian di kabupaten/kota di Jawa Timur dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional untuk pemulihan ekonomi," jelasnya.
Bantuan UMKM
Sementara itu, upaya lain perusahaan dalam peningkatan ekonomi nasional juga diberikan melalui dukungan Corporate Social Responsibility (CSR). Pada tahun ini, Rp 41,8 miliar dana CSR dialokasikan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Angka ini mencapai 80,1% dari anggaran CSR sebesar Rp51,8 miliar.
"Ini menjadi wujud komitmen Petrokimia Gresik turut aktif meningkatkan perekomomian masyarakat melalui pemberian modal kerja dan pembinaan terhadap pelaku UMKM," tutur Dwi.
Kebanyakan dari pelaku usaha berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur, namun sebagian juga ada yang dari Blora (Jawa Tengah), kemudian Sleman, Bantul, serta Kulon Progo (Yogyakarta).
Dia menambahkan jika anggaran kemitraan yang di keluarkan Petrokimia Gresik terbilang tinggi tiap tahunnya. Tahun 2018, Petrokimia Gresik telah menyalurkan Rp 43,7 miliar untuk 2.296 pelaku usaha, kemudian di tahun 2019 sebesar Rp45,98 miliar untuk 2.117 pelaku UMKM.
"Sedangkan jika ditotal mulai tahun 2016 hingga sekarang sudah ada 11.325 pelaku usaha atau UMKM yang kami bantu dengan total anggaran lebih dari Rp188 miliar," ungkapnya.
Dwi Satriyo menambahkan jika program CSR tahun 2020, Petrokimia Gresik juga menganggarkan dana untuk bina lingkungan sebesar Rp 10 miliar. Bantuan ini disalurkan untuk bantuan korban bencana alam, pendidikan, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana umum, sarana ibadah, pelestarian alam, dan program pengentasan kemiskinan.
"Sejalan dengan kemajuan perusahaan, kami ingin menebarkan lebih banyak lagi untuk masyarakat. Ini sejalan dengan lima program prioritas Menteri BUMN Erick Thohir yaitu meningkatkan nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia terutama di bidang ketahanan pangan," pungkasnya.
(mul/ega)