Inggris Lockdown Lagi, Bagaimana Nasib Maskapai hingga Restoran?

Inggris Lockdown Lagi, Bagaimana Nasib Maskapai hingga Restoran?

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 02 Nov 2020 11:18 WIB
The union flag flies over the Houses of Parliament in Westminster, in central London, Britain June 24, 2016.     REUTERS/Phil Noble
Bendera Inggris/Foto: REUTERS/Phil Noble

Perusahaan travel Inggris, Thomson Travel Group (TUI) mengatakan pelanggan akan mendapatkan pengembalian penuh atau ditawarkan nota kredit untuk liburan atau penerbangan.

Editor Travel Which, Rory Boland mengingatkan dari pengalaman lockdown pertama tidak semua perusahaan memenuhi janji mereka untuk mengembalikan uang penumpang secara penuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena pembatasan perjalanan diberlakukan kembali di Inggris, pemerintah dan regulator harus melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk memastikan pelanggan tidak lagi dibiarkan menyelamatkan perusahaan melalui pengembalian dana yang ditahan secara tidak sah," katanya.

Jika sebagian masih berlibur, pemerintah tidak mewajibkan untuk mempersingkat perjalanan mereka. Tetapi pemerintah memperingatkan bahwa restoran dan tempat rekreasi akan ditutup mulai Kamis pekan ini.

ADVERTISEMENT

"Mereka yang saat ini sedang libur domestik akan diizinkan untuk menyelesaikan liburan mereka, tetapi masih tunduk pada persyaratan di Inggris untuk tidak keluar tanpa alasan yang masuk akal," kata pemerintah Inggris.

Selain itu, siapa pun yang tiba di Inggris dari luar negeri harus menjalani karantina selama dua minggu jika mereka berasal dari negara yang tidak termasuk dalam daftar koridor perjalanan resmi.

Kelompok industri yang mewakili maskapai penerbangan dan bandara berharap adanya batuan dari pemerintah. Mengingat sejak lockdown pertama sektor pariwisata tidak berikan kesempatan untuk pulih. Mereka menganggap dukungan keuangan dari negara sangat penting untuk kelangsungan sektor mereka.

"Larangan perjalanan internasional berarti maskapai penerbangan dan bandara, yang telah dilumpuhkan oleh karantina. Bisnis yang ditutup dan akan membutuhkan dukungan keuangan sekarang yakni sektor perhotelan," kata kepala eksekutif Airlines Inggris Tim Alderslade dan bos Asosiasi Operator Bandara, Karen Dee.


(ara/ara)

Hide Ads