Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 tercatat -3,49%. Itu artinya Indonesia resmi resesi.
Menanggapi hal itu pihak Istana Kepresidenan pun buka suara. Pihak Istana menilai meski masih terkontraksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai mengalami pemulihan.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono menyatakan, Indonesia sudah melampaui titik terendah dan mulai beranjak maju. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 memang masih negatif, namun angka negatifnya lebih kecil dibandingkan kuartal II-2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berikutnya, yang juga sangat penting adalah apa yang harus kita lakukan," ujar Edy dalam keterangan tertulis, Kamis (5/11/2020).
Menurut Edy, strategi pemerintah merancang sejumlah program dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai langkah yang tepat. Selain itu pemerintah juga terus mendorong belanja pemerintah.
"Fakta ini menjadi catatan positif karena sesuai dengan prinsip counter cyclical, artinya ketika perekonomian lesu, belanja pemerintah menjadi andalan utk mendorong perekonomian," tuturnya.
Menurutnya strategi itu akan terus dilakukan selama perekonomian belum sepenuhnya pulih. Di samping itu, kelompok menengah atas perlu terus didorong untuk meningkatkan konsumsinya.
"Selama ini mereka diduga banyak menempatkan uangnya sebagai tabungan. Pemerintah perlu mendukung dengan menegakkan aturan tentang protokol kesehatan/COVID. Karena kelompok menengah-atas hanya akan mau keluar dan berbelanja (secara fisik) jika merasa aman," imnbuhnya.
Simak Video "Video Dubes RI untuk AS Kosong, Istana: Hanya soal Waktu"
[Gambas:Video 20detik]