Suhariyanto menjelaskan ada banyak indikator yang mencerminkan pada pengeluaran rumah tangga. Mulai dari penjualan pakaian hingga bahan bakar yang mengalami penurunan.
Bukti lainnya, dikatakan Suhariyanto adalah pertumbuhan ekonomi seluruh daerah atau pulau di Indonesia yang minus di kuartal III-2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari sisi pertumbuhan ekonomi, seluruh pulau alami kontraksi dengan kedalaman berbeda-beda," kata Suhariyanto.
Berdasarkan catatan BPS, pertumbuhan ekonomi Jawa minus 4,00%, Sumatera minus 2,22%, Kalimantan minus 4,23%, Sulawesi minus 0,82%, Bali dan Nusa Tenggara minus 6,80%, Maluku dan Papua minus 1,83%.
Dengan realitas seperti itu membuat Indonesia resmi resesi lagi setelah sebelumnya pernah terjadi pada tahun 1998 atau 22 tahun lalu. Indonesia resesi karena realisasi pertumbuhan ekonominya minus 3,49% di kuartal III-2020.
Resesi adalah pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal berturut-turut atau lebih. Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 adalah minus 5,32%
"Terakhir kita mengalami resesi pada tahun 1998/1999 saat mengalami krisis ekonomi," kata pengamat ekonomi Piter Abdullah saat dihubungi detikcom.
Berdasarkan data yang dimiliki detikcom, realisasi ekonomi pada kuartal II-1998 yang pertumbuhan ekonomi nasional minus 13,34%. Sementara kuartal I-1998 realisasinya minus 4,49%.
Tidak berhenti di situ, realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III-1998 pun masih minus 16,00%, dan kuartal IV-1998 pun minus 18,26%. Pertumbuhan ekonomi nasional masih berada di zona negatif pada kuartal I-1999 yang realisasinya minus 6,13%.
(hek/eds)