Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sampai koperasi membutuhkan dukungan berupa riset, inovasi hingga komersialisasi. Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengungkapkan hal ini dibutuhkan agar pelaku usaha bisa membangun ekosistem dan memproduksi barang dan jasa yang riil.
"Dalam rangka upaya untuk bangkit dan tumbuh di tengah krisis ekonomi dan upaya recovery dan membangun secara mandiri dibutuhkan optimalisasi local resources di Indonesia," kata dia dalam keterangannya, Selasa (10/11/2020).
Dia mengungkapkan dukungan IKM, UMKM, Koperasi dan upaya riset dan inovasi, pengembangan bisnis dan industri lainnya dibutuhkan agregator dan integrator hingga think tank bisnis serta industri dengan menghadirkan program unggulan untuk memacu pengembangan SDM yang luas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Founder dan CEO IBIMA Made Dana Tangkas mengungkapkan IBIMA hadir untuk memacu pengembangan karakter, values, teknologi, sistem, proses dan excellence operasional.
Misalnya mengintegrasikan ke skema yang mengolaborasikan berbagai stakeholders dari academic, business, goverment, community, financing dan media.
Made mengungkapkan integrated launching dan kick off IBIMA ini bekerja sama dengan PII - BKTI, IOI dan pelaku usaha atau industri lainnya serta Kementerian dan Lembaga terkait untuk mehyediakan berbagai jenis bentuk kerja sama, services, platform, fasilitas atau infrastruktur.
"Hingga pelayanan akses multisektoral bagi bisnis dan industri dalam membantu percepatan pemulihan kondisi perekonomian dari krisis yang terjadi saat ini, serta pengembangan SDM nasional yang lebih kompeten berdaya saing," jelasnya.
IBIMA juga memiliki visi sebagai penggerak, fasilitator maupun integrator dalam pembangunan industri nasional dengan produktivitas dan daya saing berkelas dunia untuk membangun industri berdikari serta sejahtera dan berkontribusi industri terhadap produk domestik bruto (PDB) lebih besar dari 30%.