Corona Bikin Penyaluran Kredit Via Digital Makin Ramai

Corona Bikin Penyaluran Kredit Via Digital Makin Ramai

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 10 Nov 2020 14:14 WIB
Pinjam Online
Foto: Pinjam Online (Tim Infografis: Andhika Akbarayansyah)
Jakarta -

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang diharapkan mampu membantu menjaga perekonomian dari dampak pandemi COVID-19.

Perbankan berupaya mengembangkan layanan digital untuk penyaluran kredit bahkan sampai ke segmen mikro. Direktur Kredit UMKM & Usaha Syariah Bank DKI Babay Parid Wazdi mengungkapkan untuk melayani potensi pasar mikro yang masih terbuka luas.

Bank DKI mengembangkan layanan digital e-form mikro loan. "Melalu e-form mikro loan, pengajuan kredit mikro dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja," kata Babay dalam siaran pers, Selasa (10/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan Bank DKI untuk meningkatkan kemudahan melalui layanan digital e-Form Consumer Loan Bank DKI. Kredit Komersial & Koprorasi juga tercatat naik yakni menjadi Rp 15,83 triliun pada periode September 2020.

Per September Bank DKI mencatatkan aset sebesar Rp 56,68 triliun atau tumbuh 12,86% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Babay mengungkapkan aset ini ditopang oleh kredit sebesar Rp 32,84 triliun atau tumbuh 6,2% dibandingkan periode September 2019 sebesar Rp 30,93 triliun.

ADVERTISEMENT

"Sejumlah faktor pertumbuhan kredit adalah kredit mikro yang tumbuh 8% atau sebesar Rp 1,16 triliun per September 2020," kata dia.

Kemudian dia mengungkapkan untuk dana pihak ketiga (DPK) Bank DKI tercatat Rp 43,91 triliun atau tumbuh 13,44% dibandingkan periode sebelumnya Rp 38,71 triliun.

Babay mengungkapkan Bank DKI juga menyalurkan kredit Monas Pemula dan Monas 25 Jakpreneur kepada debitur UMKM binaan JakPreneur. Untuk rasio kredit bermasalah tercatat 3,49% secara gross dan 0,73% secara net. Laba bersih Bank DKI tercatat Rp 401,2 miliar atau turun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 584 miliar.

Penyebabnya adalah naiknya pencadangan instrumen keuangan. Hal ini juga sejalan dengan implementasi PSAK 71 yang bertujuan menjaga kualitas aset serta mengantisipasi potensi ketidakpastian ekonomi ke depan. Rasio coverage Bank DKI berada di kisaran 118,24%.


Hide Ads