Sebuah survei dari firma riset pasar Oliver Wyman menemukan bahwa 86% konsumen China bersedia membelanjakan sama atau lebih dari yang mereka lakukan selama Singles Day tahun lalu.
"Pembeli China terus berbelanja seperti orang gila," kata mitra Oliver Wyman Jacques Penhirin, yang memimpin survei tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya 14% responden survei yang tersisa mengatakan mereka akan mengurangi pengeluaran pada Hari Jomblo, karena pandemi telah membawa terlalu banyak ketidakpastian bagi mereka. Penhirin memperkirakan peringatan ini akan memberikan keuntungan besar bagi pemilik merek dan pengecer yang berpartisipasi, karena pembeli menggunakannya sebagai kesempatan untuk memanjakan diri.
Ini merupakan tahun yang aneh bagi konsumen China. Mereka menghemat uang selama penguncian yang tidak terduga awal tahun ini, tetapi mereka tidak bepergian. Sehingga mereka memiliki uang untuk berbelanja di Hari Jomblo.
Singles Day setiap tahunnya menghasilkan penjualan yang lebih besar daripada penjualan dalam peringan Black Friday dan Cyber Monday, meskipun keduanya digabungkan.
(das/hns)