Produk Impor China di RI Masih Terbesar dari Negara Lain

Produk Impor China di RI Masih Terbesar dari Negara Lain

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 16 Nov 2020 13:49 WIB
Suasana aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018). Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tetap jalan di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpuruk. Begini suasananya.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Berbeda dengan ekspor, kinerja impor Indonesia di Oktober 2020 mengalami penurunan yang cukup dalam. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia sebesar US$ 10,78 miliar atau turun 6,79% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 11,57 miliar.

Jika dilihat secara tahunan, angka impor Indonesia di Oktober tahun ini terkontraksi 26,93% dibandingkan Oktober 2019 yang sebesar US$ 14,76 miliar.

Penurunan kinerja impor Indonesia terlihat dari seluruh penggunaan barangnya. Mulai dari barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan pangsa pasar impor Indonesia dari China mencatatkan penurunan yang paling tinggi yaitu sebesar US$ 709,1 juta dolar atau setara Rp 10,06 triliun (kurs Rp 14.200) di Oktober 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiongkok turun US$ 709,1 juta," kata Setianto dalam video conference, Senin (16/11/2020).

Selain China, kinerja impor Indonesia dari Brasil juga mengalami penurunan sebesar US$ 77,5 juta, lalu Taiwan sebesar US$ 63,0 juta, Kanada sebesar US$ 59,4 juta, dan Afrika Selatan sebesar US$ 53,5 juta.

ADVERTISEMENT

Sementara kinerja impor asal negara Singapura, dikatakan Setianto mengalami peningkatan tertinggi sebesar US$ 87,5 juta. Disusul oleh Malaysia sebesar US$ 62,5 juta, Hungaria sebesar US$ 55,9 juta, Australia sebesar US$ 44,8 juta, dan Hong Kong sebesar US$ 35,9 juta.

Meski begitu, Setianto mengungkapkan pangsa pasar impor Indonesia masih dipegang oleh China. Per Oktober 2020, share impor dari negeri Tirai Bambu ini sebesar 28,83% atau setara US$ 2,80 miliar. Selanjutnya ada Jepang sebesar 7,53% atau setara US$ 0,73 miliar, dan Singapura sebesar 7,28% atau setara US$ 0,71 miliar.

"Sementara dari negara ASEAN pangsanya 19,67% dengan nilai US$ 1,91 miliar, Uni Eropa pangsanya 8,29% dengan nilai US$ 0,80 miliar," ungkapnya.

Perlu diketahui, total nilai impor Indonesia dari Januari-Oktober 2020 atau secara kumulatif sebesar US$ 114,47 miliar atau turun 19,07% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 141,43 miliar.

Sementara total impor non migas secara kumulatif sebesar US$ 102,78 miliar atau turun 16,99% dari periode Januari-Oktober 2019 yang sebesar US$ 123,81 miliar.

Adapun, share atau kontribusi terbesar impor non migas Indonesia selama Oktober 2020 dipegang oleh komoditas mesin dan peralatan mekanis dengan nilai US$ 17,72 miliar atau 17,24%. Selanjutnya mesin dan perlengkapan elektrik senilai US$ 15,14 miliar atau setara 14,73% dari total nilai impor.

(hek/eds)

Hide Ads