Pasokan barang asal China tetap paling banyak meski impor Indonesia mengalami penurunan yang cukup dalam di Oktober 2020. Hal ini terlihat dari total share negeri Tirai Bambu yang menempati posisi pertama dengan persentase 28,83%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia sebesar US$ 10,78 miliar atau turun 6,79% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 11,57 miliar. Jika dilihat secara tahunan, angka impor Indonesia di Oktober tahun ini terkontraksi 26,93% dibandingkan Oktober 2019 yang sebesar US$ 14,76 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan Per Oktober 2020, share impor dari negeri Tirai Bambu ini sebesar 28,83% atau setara US$ 2,80 miliar, selanjutnya ada Jepang sebesar 7,53% atau setara US$ 0,73 miliar, dan Singapura sebesar 7,28% atau setara US$ 0,71 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara dari negara ASEAN pangsanya 19,67% dengan nilai US$ 1,91 miliar, Uni Eropa pangsanya 8,29% dengan nilai US$ 0,80 miliar," ungkapnya dalam video conference, Senin (16/11/2020).
Meski memiliki share terbesar, namun di Oktober ini nilai impor Indonesia dari China mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari seluruh penggunaan barangnya, mulai dari barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal.
Setianto mengatakan pangsa pasar impor Indonesia dari China mencatatkan penurunan yang paling tinggi yaitu sebesar US$ 709,1 juta atau setara Rp 10,06 triliun (kurs Rp 14.200) di Oktober 2020.
"Tiongkok turun US$ 709,1 juta," kata Setianto.
Berbeda dengan impor, kinerja ekspor Indonesia tercatat US$ 14,39 miliar di Oktober 2020. Angka ini meningkat 3,09% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 13,39 miliar.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Ada Corona, Mendag Sebut Neraca Dagang Surplus USD 13,5 Miliar"
[Gambas:Video 20detik]