Konsumsi Masih Rendah, Pelemahan Ekonomi Bisa Makin Lama

Konsumsi Masih Rendah, Pelemahan Ekonomi Bisa Makin Lama

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 17 Nov 2020 11:46 WIB
Roda ekonomi ITC Cempaka Mas kembali bangkit setelah cukup lama berjuang menghadapi penurunan ekonomi saat pandemi COVID-19.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Untuk menekan dampak pandemi COVID-19 dan memulihkan ekonomi, pemerintah saat ini berupaya mendorong kenaikan permintaan dan suplai barang. Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Reza Yamora Siregar mengungkapkan hal ini disebut penting untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga.

Dia mengungkapkan, jika masalah permintaan dan suplai ini tidak segera diselesaikan maka pelemahan ekonomi bisa berlangsung lama.

"Krisis pandemi ini membuat downward vicious cycle antara demand dan suplai. Jika tidak hati-hati, pelemahan di demand dan suplai ini akan terjadi tarik-menarik, proses slowdown ekonomi yang berkelanjutan," kata dia dalam acara Webinar Market Outlook 2021 BNI Asset Management, Selasa (17/11/2020).


Dia menambahkan target pemerintah jangka pendek hingga 2021 adalah memitigasi dampak COVID-19. Selain itu juga mendorong kembali permintaan dan aktivitas produksi, menciptakan lapangan kerja, hingga pemulihan ekonomi.

"Kami melihat pada proses jangka pendek ini, pemulihan kepercayaan untuk belanja dan peningkatan demand jadi target pendek PC PEN (Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)," ujar dia.


Kemudian pemerintah juga melakukan transformasi demi pemulihan ekonomi. Reza menyebut salah satu cara untuk mengembalikan demand dan suplai adalah dengan vaksin COVID-19.

Reza mengatakan pemerintah juga sedang melakukan pendekatan dengan sejumlah perusahaan internasional untuk mendapatkan vaksin. Akhir tahun diharapkan vaksin sudah bisa dimulai.

"Kita terus engage untuk logistical issue, sedang siapkan database juga, target vaksinasi jangka pendek dan mudah-mudahan pelaksanaan vaksinasi bisa terjadi di akhir tahun," jelas dia.


Sepanjang kuartal III tahun ini, konsumsi rumah tangga masih mengalami kontraksi 4,04% (yoy), dari sebelumnya 5,52% (yoy). Masih lemahnya konsumsi ini dinilai karena permintaan yang masih melemah, utamanya karena kelas menengah atas masih menahan konsumsi atau belanjanya.

Sementara dari sisi suplai juga masih melemah. Hasil survei IHS Markit Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia menunjukkan kondisi sektor manufaktur di Indonesia masih terkontraksi pada level 47,8 di Oktober 2020. Angka tersebut naik sedikit dari posisi September 2020 yang di level 47,2.