Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan akhir-akhir ini ada orang yang suka membicarakan utang pemerintah. Dirinya pun meminta para pejabat eselon I Kementerian Keuangan untuk menjelaskan ke publik mengenai kondisi utang pemerintah.
Dia meminta khususnya kepada Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman untuk memberikan informasi seminggu sekali mengenai kondisi utang pemerintah.
"Ada orang hari-hari ini suka bicara masalah utang, sampaikan saja bahwa di Perpres 72 waktu anggaran APBN 2020 dengan estimasi defisit sekian, itu pembiayaannya adalah dari SBN, pinjaman, ada yang bilateral maupun multilateral," kata Sri Mulyani dalam video conference tentang APBN KiTa edisi November, Senin (23/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan mengenai utang pemerintah, Sri Mulyani tidak menyinggung nama yang mempermasalahkan soal utang pemerintah tersebut.
"Jadi waktu kita sedang menjalankan Perpres jangan kemudian muncul reaksi-reaksi, seolah-olah kita seperti orang yang belum punya rencana. Itu kan semuanya isu dari Perpres 72 sudah diomongkan, sudah disampaikan ke publik," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani meminta Luky untuk menjelaskan defisit APBN 2020 yang sudah dilebarkan ke level 6,34% beserta strategi pembiayaan pemerintah di tahun 2020. Bahkan, dia minta agar rincian penerbitan utang pemerintah juga bisa disampaikan ke publik.
"Itu mungkin Pak Luky harus setiap minggu di-update supaya orang nggak lupa. Sampaikan saja, karena itu yang menjadi kadang-kadang masyarakat perlu untuk tahu, supaya mereka tidak mendapatkan informasi dari komen-komen yang tidak sesuai dengan sebetulnya rencana pemerintah yang sudah sangat transparan," ungkapnya.
Komentar Rizal Ramli soal utang pemerintah di halaman berikutnya.