Effendi Gazali Jawab Tantangan Susi Debat soal Benih Lobster

Effendi Gazali Jawab Tantangan Susi Debat soal Benih Lobster

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 25 Nov 2020 19:45 WIB
Pengamat komunikasi politik Effendi Gazali
Effendi Gazali (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Di tengah kisruh penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh KPK, Effendi Gazali menjawab tantangan debat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Topiknya masih sama yakni soal ekspor benih lobster.

"#siapdebatlhoBu Bu @Susipudjiastuti ysh, @detikcom @korantempo @hariankompas tentu semua Pihak sdg tg Konpers KPK soal OTT25/11. Tp sdh di-mention lg ttg debat soal benih lobster & sy tetap siap. Kapan bu? Di TV? Di DPR? Di kampus? Siap kt buka semua fakta utk publik. Trims Bu," cuit Effendi lewat akun Twitter pribadinya @effendigazali, dikutip Rabu (25/11/2020).

Effendi, yang juga salah satu Penasehat Ahli di Kementerian Kelautan & Perikanan, sampai memohon agar tantangan debatnya kali ini dipenuhi oleh Susi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"#siapdebatlhoBu3 Bu @Susipudjiastuti ysh, @detikcom @korantempo @hariankompas bagusnya tentu kt tg stlh Konpers KPK, tp krn isunya sdh dielus2 oleh org2 itu jg, ya ilmuwan siap selalu Bu, skl ini jgn tdk dtg ya Bu, trims, slm sehat," sambungnya.

Alasan Susi Tolak Debat dengan Effendi

Sebelumnya, sekitar awal tahun 2020 lalu, keduanya memang kerap kedapatan berseteru di Twitter. Susi kecewa dengan pernyataan Effendi yang seakan-akan membenarkan ekspor benih lobster.

ADVERTISEMENT

Disindir Susi, Effendi pun menjawab, dia menolak klaim Susi yang menyebut dirinya mendukung ekspor benih lobster. Bahkan, Effendi pun mengajak Susi berdiskusi terbuka dalam sebuah forum diskusi publik mengenai kondisi lobster.

Susi pun menanggapi jawaban dari Effendi. Bukan dirinya, dia menilai ada orang yang lebih cocok berdebat dengan Effendi.

"Kan sudah saya jawab. Pak Rahman lebih cocok debat sama EG (Effendi Gazali)," kata Susi kepada detikcom, Senin (17/2/2020).

Lalu, dalam cuitan di Twitternya pada Sabtu 15 Februari lalu dia menyebutkan orang tersebut adalah Kepala Desa Bagolo Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Rahman Hidayat. Sosok kepala desa sekaligus nelayan ini pernah menjadi narasumber dalam sebuah pemberitaan detikcom yang dibagikan Susi dalam cuitannya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Buka-bukaan Ekspor Benih Lobster

Menurutnya, Rahman lebih berilmu kalau mau bicara soal lobster. Maka dia menilai Rahman cocok berdebat dengan Effendi yang menurutnya berilmu.

"Nelayan nama Rahman di artikel detik ini jauh lebih mengerti ttg Lobster, dibanding saya. Sebaiknya yg berilmu debat dg yg berilmu," cuit Susi.

Dalam artikel tersebut, Rahman menegaskan pihaknya menolak rencana pemerintah untuk membuka keran ekspor benih lobster atau yang biasa dikenal nelayan dengan sebutan baby lobster. Karena akan merusak usaha nelayan.

"Kami setuju untuk tetap dilarang penjualan apalagi ekspor baby lobster. Karena nantinya akan merusak dan menghancurkan usaha nelayan sendiri dari segi penghasilan," kata Rahman.

Dia meminta pemerintah tetap tegas melarang ekspor benih lobster jika tak ingin lobster punah dari lautan Indonesia. Rahman mensinyalir ada oknum atau mafia di balik ekspor ini.

"Kalau boleh mafia atau oknum itu dihukum oleh nelayan saja. Rek dikarungan dialungkeun ka laut oknum na (Mau dimasukan karung dilempar ke laut oknumnya)," kata Rahman sambil melempar senyum.

Desa Bagolo sendiri merupakan salah satu wilayah penghasil lobster di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Setiap hari ratusan kilogram lobster ukuran konsumsi dihasilkan dari tangkapan 157 nelayan yang ada di desa tersebut.

Sejak beberapa tahun terakhir, para nelayan ini merasakan betul semakin menurunnya tangkapan lobster akibat aktifitas penangkapan yang membabi-buta hingga baby lobster. Saat ini seorang nelayan bisa membawa pulang puluhan kilogram lobster ukuran besar, hanya tinggal cerita. Kalau pun ada, sangat jarang sekali.


Hide Ads