Jokowi Setuju Holding BUMN Pariwisata Dibentuk

Jokowi Setuju Holding BUMN Pariwisata Dibentuk

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 28 Nov 2020 11:00 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah merestui Kementerian BUMN kembali membentuk holding. Kali ini giliran BUMN sektor pariwisata yang akan digabungkan dalam satu wadah.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, rencana pembentukan holding BUMN pariwisata itu sudah dibahas dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan. Jokowi pun sudah memberikan restu.

"Kami sendiri melakukan pembentukan holding yang sudah di-rataskan bersama Bapak Presiden serta para menteri juga hadir dan alhamdulillah sudah disetujui. Tentu pembentukan holding ini tidak lain untuk perbaikan iklim industri aviasi dan pariwisata. Sehingga bisa memberikan dampak optimal untuk ekonomi Indonesia," ucapnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Priorita, Jumat (27/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erick menambahkan, pembentukan holding BUMN adalah upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah BUMN yang begitu banyak. Saat ini dari 142 BUMN sudah berkurang menjadi 41 BUMN.

"Kemudian dari 27 klaster BUMN sekarang tinggal 12 klaster. Semua klaster itu berdasarkan value chain, jadi tidak hanya berdasarkan bisnisnya saja," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Lalu siapa saja anggota holding BUMN pariwisata? Bagaimana pembagian tugasnya? Baca di halaman berikutnya.

Dalam holding BUMN pariwisata ada 7 BUMN yang menjadi anggota yakni Angkasa Pura (AP) I, AP II, Garuda Indonesia, ITDC, TWC, Hotel Indonesia Natour dan Sarinah.

Untuk AP 1 dan AP II bertugas menggarap manajemen bandara di masing-masing wilayah. Garuda Indonesia dan anak usahanya mengurusi pelayanan penerbangan.

Lalu ITDC bertanggung jawab mengembangkan destinasi wisata seperti Mandalika, Labuan Bajo dan lainnya, termasuk sebagai content creator untuk pariwisata.

"Kemudian untuk Hotel Indonesia membantu travel manajemennya sendiri. Tentu kita tidak menara gading. Termasuk Sarinah yang sudah teken kerjasama dengan Dufry kita ingin produk lokal kita go internasional dan juga mendukung industri UMKM," tambah Erick.

Sedangkan TWC bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata berbasis heritage seperti candi, atraksi kultur, produk kerajinan lokal dan lain sebagainya.


Hide Ads