Jakarta -
Adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo bicara soal kemarahan kakaknya setelah Edhy Prabowo ditangkap KPK. Hashim mengatakan Prabowo marah besar dengan kelakuan Edhy dan merasa dikhianati. Ia juga menyinggung soal anak yang diangkat dari selokan.
"Pak Prabowo itu marah, kecewa, dan merasa dikhianati! Dia kecewa, kok dia dari anak yang diangkat dari 'selokan', 25 tahun lalu kok dia berlaku seperti ini," tutur Hashim di bilangan Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).
Hashim mengatakan Prabowo mengungkapkan kekecewaannya dengan bahasa Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"I lift him up from the gutter and this is what he does to me," kata Hashim.
Seperti diketahui Edhy Prabowo tersandung kasus korupsi pada praktik kebijakan ekspor benih lobster alias benur. Kasus ini terkuak saat Edhy menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Usai ditangkap dan dijadikan tersangka Edhy langsung mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri. Sekaligus menanggalkan predikatnya sebagai salah satu elit Partai Gerindra.
Diketahui Edhy sendiri memang merupakan salah satu orang kepercayaan Prabowo sejak lama. Bagaimana ceritanya? lanjut halaman berikutnya>>>
Dari catatan detikcom, Edhy awalnya merupakan seorang atlet pencak silat nasional. Namanya moncer kala berjaya di event Pekan Olahraga Nasional (PON). Dia juga pernah mengikuti kejuaraan tingkat mancanegara.
Namun, Edhy menutup kariernya sebagai atlet dan memilih meniti karier di dunia militer pada 1991. Kala itu dia berhasil diterima menjadi anggota Akabri di Magelang, Jawa Tengah.
Setelah itu, ia merantau ke Jakarta dan diperkenalkan dengan Prabowo Subianto, yang kala itu masih berpangkat Letkol dan menjabat Dangrup III TNI AD.
Edhy dan Prabowo berkenalan di salah satu acara pesta di bilangan Pantai Ancol. Sayang, kariernya jadi tentara juga sebentar. Di militer, dia hanya bertahan dua tahun. Edhy dikeluarkan karena terkena sanksi dari kesatuan.
Prabowo akhirnya menampung Edhy dan teman-temannya. Khusus buat Eddy, dia dibiayai Prabowo mengenyam ilmu pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo. Edhy juga diminta belajar silat setiap pekan.
Seiring dengan waktu berjalan, Edhy akhirnya menjadi orang kepercayaan Prabowo. Dia menjadi orang yang mendampingi jenderal bintang tiga tersebut saat berdomisili di Jerman dan Yordania.
Kemudian Prabowo mendirikan Partai Gerindra. Dengan bendera Gerindra, Edhy akhirnya memberanikan diri menjadi caleg di kampung halamannya, yakni Dapil Sumatra Selatan II. Di tempat itu, Edhy harus bersaing dengan sejumlah politikus senior, seperti Mustafa Kamal, Dodi Alex Nurdin, dan Nazarudin Kiemas. Edhy pun berhasil menjadi caleg kelima yang memperoleh suara terbanyak.
Edhy juga pernah menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk Dapil Sumatera Selatan I setelah memperoleh 75.186 suara.
Terakhir, Edhy Prabowo dipercaya menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional DPP Partai Gerindra sejak 2012 hingga sekarang.