Maxim mengatakan pihaknya tetap beroperasi melayani penumpang seperti biasa. Dia yakin mampu bertahan dan bersaing sehat dalam hal bisnis.
"Mau mereka jadi satu atau mau jadi dua, for us is all the same, tidak ada perbedaan. Kita punya planning artinya kita nggak merespons akan lebih memperkuat atau bagaimana, mudah-mudahan Maxim (bisa) berhadapan sama Giant yang besar-besar itu, kalau ada ceritanya kita disuruh lawan raksasa ya kita lawan. Biasanya raksasa kalahnya sama yang kecil malah, kecil dalam ukuran, tapi skala bisnisnya bisa dilihat lah," kata Imam.
Menurutnya, masing-masing aplikator memiliki keunggulan yang bisa dinilai sendiri oleh masyarakat. Jika Gojek dan Grab jadi gabung, Maxim berharap bisa menjadi penyeimbang sebagai pilihan masyarakat dalam hal bertransportasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ada untuk memberikan pilihan kepada masyarakat. Artinya pilihan untuk pasar itu jangan sampai dikontrol yang terlalu kuat sehingga harus ada faktor-faktor penyeimbang. Hal itu juga dari pihak regulator dalam hal ini pihak kementerian menyatakan kalau mereka bergabung, Maxim bisa jadi penyeimbang. Kami sih nggak merasa gimana-gimana, tapi kami secara bisnis akan tetap ada," ucapnya.
Pesaing lainnya, dari Anterin juga optimistis pasarnya akan terus meningkat. Dia menilai aplikasinya memiliki keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki oleh Gojek dan Grab.
"Ruang (Anterin) untuk tumbuh di pasar Indonesia masih cukup besar. Anterin memiliki konsep dan model bisnis berbeda dengan keduanya, di mana Anterin adalah marketplace transportasi dan pengiriman instan yang membebaskan siapapun termasuk mitra driver aplikasi lain untuk bergabung dan juga membebaskan konsumen untuk memilih langganan mitra driver yang terbaik dengan harga murah," jelas Imron.
(fdl/fdl)