Memang, beberapa pesaing sudah muncul, namun pihaknya menilai belum cukup kuat untuk menyaingi Gojek dan Grab. Apalagi kalau merger Gojek dan Grab benar-benar dilakukan.
"Memang persaingan masih ada, cuma ya kami memandang belum kuat. Ini yang eksis dua aja sudah kuat, bagaimana kalau dimerger. Khawatirnya ini jadi penguasaan monopoli digitalnya dan juga transportasinya," ujar Igun.
Para driver sendiri mengancam akan melakukan demo besar-besaran bila rencana merger ini terwujud. Saat ini, Igun mengaku pihaknya sedang mengetuk pemerintah untuk mengawasi rencana merger Gojek dan Grab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mega merger Gojek dan Grab memang sifatnya B to B, namun di Indonesia ada instrumen merger dari regulator juga, dalam hal ini pemerintah. Regulator harusnya punya hak menerima atau menolak ini karena ini nasib jutaan driver sebagai mitra," kata Igun.
Kemudian, apabila belum ada kejelasan sama sekali, Igun mengatakan driver ojol akan melakukan demonstrasi besar-besaran.
"Apabila aspirasi sebagai asosiasi yang menaungi para mitra pengemudi ojol untuk membuka ruang dialog tidak juga diperhatikan, maka langkah akhir kami adalah menggelar aksi massa pengemudi ojol di seluruh Indonesia," kata Igun.
"Kalau memang nggak ada penjembatanan kita pasti akan turun di Januari, perkiraan pertengahan Januari," tegasnya.
(ara/ara)