Belakangan ini publik dihebohkan kabar Indonesia akan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Meski tidak memiliki hubungan diplomatik, ternyata Indonesia pernah menjalin hubungan dagang, pariwisata, dan keamanan dengan Israel.
Kabar normalisasi hubungan kedua negara ini diungkap oleh Times of Israel yang mengutip Channel 12. Salah satu sumber diplomatik mengatakan kepada Channel 12 ada dua negara yang akan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel yakni Oman dan Indonesia.
Menurut sumber itu, kedua negara yang dia sebutkan itu menjadi negara selanjutnya setelah Maroko dan Israel sepakat melakukan normalisasi hubungan. Selain itu ada beberapa negara Arab lain yang sudah melakukan normalisasi hubungan seperti Sudan, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikabarkan pula, normalisasi hubungan negara-negara itu dengan Israel disebut dilakukan sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lengser dari jabatannya.
Mengutip berbagai sumber, Rabu (16/12/2020), dari sejarah yang ada dituliskan Indonesia sudah sejak lama menjalin hubungan dagang dengan Israel. Dikutip dari buku 'Menguak Hubungan Dagang Indonesia-Israel' yang ditulis Angga Aulia Akbar, hubungan itu bisa ditelusuri sejak era Orde Baru.
Dalam buku itu. Angga menjelaskan Indonesia dan Israel telah melakukan hubungan yang bersifat government to government (G-to-G) terhitung sejak paket pembelian alutsista pesawat tempur. Paket pembelian ini lengkap pelatihan bagi awak dan teknisinya. Hubungan ini tercatat dalam laporan resmi pada tahun 1979.
Uniknya, hubungan Indonesia-Israel ini tetap terjadi meskipun ketika itu telah terbit keputusan Menteri Perdagangan No. 102/SK/II/VII/67 tentang Ketentuan Kebijaksanaan Dalam Bidang Ekspor Pemasaran Barang. Dalam SK ini ditegaskan bahwa Indonesia dilarang menjalin hubungan dagang dengan entitas Israel.
Mengutip CNBC Indonesia, Indonesia dikabarkan sempat membeli senjata dari Israel pada 1970-an dan 1980-an. Tentara Indonesia juga sempat berlatih di Israel. Pada 1993, Perdana Menteri Yitzhak Rabin bahkan sempat bertemu dengan presiden Indonesia Soeharto yang menjabat saat itu di Jakarta.
Berlanjut ke halaman berikutnya.