Dunia dibuat resah dengan varian baru virus Corona dari Inggris. Disebut memiliki kemampuan menular sangat cepat, beberapa negara seperti Denmark, Belanda, Italia, Australia, Singapura, hingga Malaysia sudah melaporkan kasus pertama varian baru COVID-19 tersebut.
Dengan adanya varian baru COVID-19 itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menilai pemulihan ekonomi Indonesia otomatis akan terganggu.
"Ya otomatis (ganggu pemulihan ekonomi). Misalnya ada virus baru, pemerintah memperketat katakanlah pembatasan fisik, pasti ekonomi kita akan turun lagi," kata Tauhid, Minggu (27/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tauhid memprediksi ekonomi tahun 2020 ini masih akan minus atau masih dalam resesi. Berdasarkan proyeksinya ekonomi kuartal IV-2020 berada di kisaran minus 2%, jika varian baru virus Corona masuk Indonesia dapat dipastikan pemulihan ekonomi akan semakin lama dan Indonesia berkepanjangan dalam jurang resesi.
"Sekarang kan masih rendah, ekonomi kita belum benar kembali normal, proses pemulihan saja kan masih panjang di 2021, saya kira belum normal lagi, virusnya saja belum selesai. Vaksin saja kita belum nih, jadi kita masih khawatir. (Tahun ini) masih minus sekitar 2%," ucapnya.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal juga membenarkan bahwa ekonomi Indonesia akan terganggu dengan adanya varian baru virus Corona. Hanya saja memang gangguan tidak terlalu signifikan karena perekonomian Indonesia lebih banyak dipengaruhi ekonomi domestik dibanding global.
Kenapa Indonesia bisa masuk jurang resesi lagi? Klik halaman selanjutnya.