Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun ini terus mengalami penurunan. Data terakhir menunjukkan bunga acuan BI berada di level terendah yakni 3,75%.
Dikutip dari laman resmi bi.go.id suku bunga acuan awal tahun 2020 masih berada di level 5%. Kemudian pada 20 Februari turun 25 bps menjadi 4,75%.
BI juga memangkas bunga acuan menjadi 4,5% pada 19 Maret dan bertahan hingga 19 Mei 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian pada 18 Juni 2020 BI kembali memangkas bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,25%. Alasannya hal ini untuk sinergi dalam pemulihan ekonomi nasional dari COVID-19.
Selain BI 7-Day Reverse Repo Rate, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,5% dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5%.
Baca juga: Masih Tinggi, Kapan Bunga Kredit Bisa Turun? |
"Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga stabilitas perekonomian dan mendorong pemulihan ekonomi di era COVID-19. Ke depan BI tetap melihat ruang penurunan suku bunga seiring rendahnya tekanan inflasi, terjaganya stabilitas eksternal dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi, ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI periode 17-18 Juni 2020.
Satu bulan kemudian, pada periode 16 Juli 2020 BI lagi-lagi memangkas bunga sebesar 25 bps menjadi 4% dan tetap bertahan selama 4 bulan.
Kemudian BI memotong lagi bunga acuan 25 bps menjadi 3,75%. Untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Perry menyebut keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"BI tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas, termasuk dukungan BI kepada pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN tahun 2020," jelas dia.
Pada Desember 2020, suku bunga acuan tetap 3,75%. Perry mengungkapkan hal ini konsisten dengan rpakiraan inflasi yang rendah. Kemudian untuk mendukung pemulihan ekonomi dan memperkuat sinergi kebiajakn dan mendukung berbagai kebijakan lanjutan untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional.
Pengamat ekonomi dan perbankan Ryan Kiryanto mengungkapkan kebijakan suku bunga acuan oleh BI sudah sejalan dengan arah pergerakan ekonomi domestik yang sudah ada indikasi perbaikan jika dibandingkan kuartal II dan kuartal III.
Menurut dia keputusan RDG BI pun tentu sudah mempertimbangkan faktor eksternal seperti perekonomian AS, China, Jepang, Uni Eropa dan policy moneternya sudah longgar atau dovish.
Kemudian dari dalam negeri BI sudah mempertimbangkan inflasi, cadangan devisa, neraca perdagangan dan indeks PMI yang semuanya mulai menuju ke arah perbaikan.
"Dengan demikian level BI rate 3,75% adalah level terendah sepanjang sejarah dan mengakhiri tahun 2020 ini," jelas dia.
Level 3,75% pun sudah priced in dengan ekspektasi pelaku pasar keuangan pun tetap akan positif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan terhadap IHSG.
(kil/zlf)