Tahun 2020 menjadi tahun penuh perjuangan dan kerja keras bagi dunia usaha di DKI Jakarta. Pandemi COVID-19 masih berlangsung di Indonesia hingga kini, sejak pertama kali dikonfirmasi dan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret lalu.
Pertambahan laju kasus positif yang cepat dan masif menimbulkan kepanikan di kalangan dunia usaha. Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Diana Dewi melihat adanya perlambatan ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 2019 sebagai pengaruh ekonomi global.
Adanya kebijakan pemerintah akan pembatasan sosial serta pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, dalam upaya mengendalikan persebaran virus COVID-19, membuat gerak warga menjadi terbatas. Akibatnya, beberapa pusat ekonomi di Jakarta beroperasi dengan dengan minim bahkan banyak yang terpaksa tutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pandemi berdampak langsung terhadap kinerja di pertumbuhan ekonomi Jakarta. Pada kuartal II, penurunan kinerja ekonomi tampak pada turunnya nilai tambah kegiatan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar minus 34,81%. Penurunan sebesar minus 23,45% juga terjadi pada Transportasi dan Pergudangan.
Sedangkan pada Industri Pengolahan terkontraksi mengalami penurunan hingga minus 20,51% serta kegiatan perdagangan yang minus 13,66%. Penurunan kegiatan juga terjadi di Perdagangan Mobil, Sepeda Motor, dan Reparasinya.
Baca juga: Kapan Para Sultan di RI Genjot Belanja? |
KADIN DKI Jakarta senantiasa mengimbau dunia usaha untuk dapat mematuhi kebijakan Pemerintah dan berpedoman pada protokol kesehatan. Setelah berakhirnya PSBB yang berganti PSBB Masa Transisi, KADIN turut berfokus pada penanganan dan perbaikan ekosistem dunia usaha yang sempat rusak akibat pelaksanaan PSBB di Jakarta.
Sebagai upaya menggairahkan kembali kinerja perekonomian di Jakarta, KADIN DKI Jakarta memulai beberapa sektor usaha yang sempat tutup pada beberapa sentra perekonomian. Akan tetapi, pembatasan sosial yang diketatkan kembali pada September 2020 memaksa dunia usaha untuk mengurangi aktivitas.
Secara resmi, Indonesia dinyatakan mengalami resesi ekonomi akibat dua triwulan pertumbuhan ekonomi di Indonesia berada di angka negatif. Di Jakarta, hanya segelintir sektor usaha yang dapat mengalami pertumbuhan positif. Sisanya berada dalam kondisi terpukul akibat konsumsi masyarakat yang menurun drastis.
KADIN bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan beberapa kegiatan kolaborasi guna meningkatkan konsumsi dan menggerakkan perekonomian daerah. Target fokus kegiatan ini adalah usaha berskala mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Diana Dewi menyampaikan adanya peningkatan di akhir tahun 2020 pada sektor konsumsi masyarakat namun belum signifikan. Di sisi lain, krisis ekonomi global dari pandemi menjadi lompatan besar dalam era digital bagi para pelaku UMKM. Untuk dapat bertahan di tengah pandemi, dunia usaha dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan perekonomian.
"Walaupun vaksin COVID-19 bukan merupakan 100% solusi bagi penanganan Pandemi COVID-19, namun dengan rencana akan didistribusikannya vaksin kepada masyarakat membuat harapan baru bagi dunia usaha. Untuk itu kami mendorong Pemerintah untuk dapat segera mengimplementasikannya pada masyarakat. Dunia usaha membutuhkan kondisi yang stabil agar dapat memulai kembali menggerakkan perekonomian. Bagi kami di dunia usaha, ketidakpastian adalah masalah yang sangat besar, ujar Diana Dewi dalam keterangan tertulis, Senin (28/12/2020).
KADIN berharap pandemi COVID-19 dapat menjadi batu loncatan untuk meraih harapan lebih akan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam satu hingga dua tahun ke depan.
"Hal ini tentunya harus disertai dengan kerja keras kita bersama dalam menangani pemulihan ekonomi serta kedisiplinan dan kepatuhan seluruh masyarakat dalam menjalankan Protokol Kesehatan," pungkas Ketum KADIN DKI Jakarta.
(mul/mpr)