Pemerintah mencatat program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sudah terealisasi Rp 502,71 triliun per 23 Desember 2020. Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengungkapkan untuk klaster perlindungan sosial tercatat sudah terealisasi Rp 217,99 triliun atau 94,7% dari alokasi anggaran Rp 230,21 triliun.
Kemudian klaster UMKM sebesar Rp 107,93 triliun atau terealisasi 92,8% dari pagu anggaran Rp 116,31 triliun. Selanjutnya untuk klaster sektoral K/L dan Pemda mencapai Rp 59,77 triliun atau 88,1% dari pagu anggaran Rp 67,86 triliun. Sedangkan untuk klaster kesehatan tercatat Rp 54,13 triliun dari alokasi anggaran sebesar Rp 99,5 triliun.
Untuk klaster intensif usaha Rp 54,73 triliun atau 45,4% dari alokasi anggaran sebesar Rp 120,61 triliun. Terakhir klaster pembiayaan korporasi mencapai Rp 8,16 triliun atau 13,4% dari alokasi anggaran sebesar Rp 60,73 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Realisasi program PEN menunjukkan akselerasi yang terus meningkat pada kuartal IV 2020 ini. Klaster dengan peningkatan realisasi tertinggi adalah klaster perlindungan sosial dan dukungan UMKM dengan capaian di atas 90%. Di dalam kedua klaster ini sejumlah program sudah mencapai 100%," kata Kunta dalam siaran pers, Rabu (30/12/2020).
Dia mengungkapkan program pada klaster perlindungan sosial PEN yang mencapai realisasi 100% ini antara lain Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Beras, Kartu Sembako dan Bantuan Tunai, Bansos Jabodetabek, Bansos Tunai Non Jabodetabek, Bantuan Subsidi Upah/Gaji, Bantuan Subsidi Upah/Gaji Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS di Kemendikbud dan Kemenag.
Untuk klaster perlindungan sosial seperti Kartu Pra Kerja sudah mencapai 99,5% namun telah mencapai 5,6% penerima manfaat sesuai target dan program diskon listrik mencapai 84,4%.
Program PEN klaster perlindungan sosial ini telah memberikan manfaat bagi 67,54 juta keluarga penerima manfaat bantuan sosial baik berupa sembako dan bantuan langsung tunai.
Selain itu jaring pengaman sosial PEN ini juga bermanfaat bagi 5,6 juta penerima manfaat Kartu Pra Kerja, 31,4 juta rumah tangga yang mendapat manfaat diskon listrik, 12,4 juta tenaga kerja melalui program Bantuan Subsidi Upah/Gaji, 44,3 juta murid dan pengajar yang mendapat subsidi kuota internet, sementara 1,95 juta guru dan tenaga pendidik honorer di lingkungan Kemendikbud serta 618 ribu guru dan tenaga pendidik honorer di lingkungan Kemenag mendapat bantuan upah sebesar Rp1,8 juta.