Pemerintah dinilai perlu melakukan beberapa langkah agar daya beli atau tingkat konsumsi rumah tangga orang Indonesia tak loyo serta tidak terjadi panic buying selama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) atau 'PSBB ketat' Jawa Bali tanggal 11-25 Januari 2021.
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Ninasapti Triaswati mengatakan upaya utama yang harus dilakukan adalah menyelesaikan pandemi COVID-19 di Indonesia.
"Atasi masalah kesehatan untuk mengatasi COVID-19, termasuk penyediaan vaksin dan perluasan layanan kesehatan masyarakat," kata Nina saat dihubungi detikcom, Jakarta, Minggu (10/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 'PSBB Ketat' Bisa Picu Panik Belanja Lagi? |
Menurut dia, jika pemerintah bisa mengatasi masalah di sektor kesehatan maka sektor-sektor yang lain bisa kembali tumbuh.
Peneliti dari CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan pemerintah juga harus melaksanakan testing, tracing, dan treatment (3T) yang lebih agresif. Pelaksanaan 3T, hal tersebut bisa mensukseskan pelaksanaan 'PSBB ketat' Jawa Bali.
"Ini menjadi kunci agar kelas ini nantinya bisa tetap bergairah dalam melakukan konsumsi. Di sisi lain pemerintah juga sebenarnya bisa membantu para pelaku usaha khususnya untuk UMKM yang belum mengadaptasi teknologi dalam memasarkan produknya," kata Yusuf.
"Sehingga, produk mereka bisa dibeli via online dari beragam kelas dan tetap bisa menjalankan protokoler kesehatan," tambahnya.