Jika sampai terjadi kelangkaan, tentu saja hal itu akan berimbas buruk kepada para pedagang makanan yang biasa menyajikan olahan daging sapi.
"Nah, kalau terputus rantai distribusi sampai ke rakyat ini akan mempengaruhi banyak hal, seperti tadi saya sebutkan warung rumahan akhirnya tidak berjualan rendang, ini kan kasihan ya efeknya cukup besar," ungkap Abdullah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskannya, kemarin Ikappi mengeluarkan surat edaran untuk seluruh anggotanya di Jabodetabek khususnya pedagang daging sapi untuk tetap berjualan walaupun mengurangi volume.
"Jadi kalau biasanya satu sapi bakalan itu dibagi dua, silakan dibagi empat atau dibagi lima, tetapi tetap jualan," sebutnya.
Dia menjelaskan ada tiga pertimbangan pihaknya mengeluarkan surat edaran agar pedagang daging sapi tetap berjualan. Pertimbangan pertama, pihaknya khawatir pedagang kehilangan pelanggan.
"Kedua, kasihan pelanggan mereka yang warung-warung rumahan, yang produksi warungan seperti nasi padang kayak gitulah, jajanan-jajanan, yang rumahan lah, kami khawatir mereka juga terdampak dari efek mogoknya perdagang," jelasnya.
Pertimbangan ketiga agar pasar tidak sepi karena itu berefek kepada komoditas lain. Atas dasar itu lah Ikappi meminta pedagang daging sapi tetap berjualan meski volume dagangannya dikurangi.
Biang kerok yang bikin pedagang daging sapi mogok jualan di halaman selanjutnya.