Selain itu, dampak dari utang yang diajukan berbagai negara atau perusahaan demi menghadapi pandemi Corona pun akan berlangsung lama. Bahkan, saat ini saja sudah ada negara yang menunjukkan kejenuhan atas utang.
"Berapa lama utang itu dipertahankan? Itu di level negara maupun perusahaan. Apakah akan terjadi masalah negara tidak bisa bayar utang? Dan dari ukuran debt stress ada beberapa negara yang sudah menunjukkan debt stress, dan lebih panjang krisisnya tentunya akan lebih besar kemungkinan debt overhang and debt crisis dari segi negara apalagi dari segi sektor finansial dan perusahaan," imbuh dia.
Kembali lagi pada penyebaran COVID-19 itu sendiri, menurut Bank Dunia dampak pandemi akan lebih lama jika vaksinasi Corona tak sesuai dengan target yakni 55% dari populasi dunia di akhir 2021, dan 70% di 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Faktor utama dari semua skenario dan proyeksi adalah seberapa cepat negara bisa melakukan vaksinasi terhadap populasinya secara global. Dan herd immunity 70%. Maka dari itu baseline yang merah itu menuju kepada 70%. Nah ini dengan asumsi di akhir 2021% kita sudah bisa mencapai 55% dari populasi sudah di vaksinasi, dan 2022 bisa menuju ke 70%. Ini yang jadi baseline," tutur Mari.
Apabila hingga akhir 2021 hanya 10% dari populasi dunia yang sudah divaksinasi, maka Bank Dunia melihat adanya potensi kontraksi ekonomi.
"Tetapi jika pada akhir 2021 hanya sekitar 10% dari populasi yang sudah divaksin maka ini yang akan mempengaruhi, even still contraction in 2021. This is big issue, vaksin," tandasnya.
(vdl/fdl)