Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung pilot project closed-loop yang diinisiasi Kamar Dagang Indonesia. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan pihaknya siap berkolaborasi dengan semua pihak yang memiliki visi dan misi sejalan untuk menghadirkan model kemitraan agribisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir yang dapat meningkatkan skala ekonomi, pendapatan petani, dan meningkatkan produktivitas.
Lebih lanjut Syahrul menyebutkan perlu adanya terobosan yang inovatif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk pengembangan produk hortikultura. Ia pun sangat mendukung pilot project ini, terlebih karena menyasar produk hortikultura yang sedang dikembangkan Kementan untuk skala luas.
Adapun pilot project closed-loop merupakan suatu pendekatan untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan melalui ekosistem digital. Closed-loop membentuk suatu rantai pasok dan rantai nilai produk hortikultura sehingga hasil pertanian petani akan memiliki pasarnya tersendiri. Ke depannya, petani tidak lagi mencari pasar dari produk yang dihasilkannya melainkan petani didorong untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahrul mengungkap kini project tersebut telah bergerak di bagian hilir. Petani milenial dari Garut yang tergabung dalam project ini mengirimkan hasil produksi perdananya ke Paskomnas Tangerang, Minggu (31/1).
"Pengembangan hortikultura harus ditempuh dengan terobosan khusus atau dengan cara-cara extraordinary dan inovatif. Pendekatannya juga harus holistik, terintegrasi hulu hingga hilir," papar Syahrul dalam keterangan tertulis, Rabu (3/2/2021).
Syahrul menjelaskan hasil pertanian yang datang ke Paskomnas akan dicek terlebih dahulu kualitas dan kuantitasnya. Selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke bagian produksi untuk proses sortasi, grading, scaling, dan packing berdasarkan permintaan dari konsumen.
Ia menambahkan Paskomnas memiliki konsumen dengan kebutuhan produk hortikultura yang berbeda-beda mulai dari hotel, restoran, katering, industri kecil, hingga industri besar. Menurutnya, meski saat ini petani milenial sudah mengetahui klasifikasi atau grading untuk beberapa komoditas, tetapi produk yang masuk belum di-grading.
Oleh karena itu, Syahrul menyampaikan Paskomnas akan melakukan sosialisasi mengenai standar kualitas serta grading untuk setiap komoditasnya agar dapat sesuai dengan permintaan pasar. Ia berharap ke depannya petani dapat mengirimkan hasil pertaniannya dalam keadaan sudah di-grading agar proses yang dilakukan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Lebih lanjut Syahrul pun menjelaskan pada pengiriman perdananya petani yang tergabung dalam kelompok tani milenial ini mengirimkan sawi, labu siam, kentang, dan tomat yang merupakan hasil tanam tumpang sari. Serta cabai rawit dan cabai merah besar yang menjadi komoditas utama dari pilot project closed-loop ini.
Sementara itu Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura Kementan, Bambang Sugiharto mengatakan pihaknya akan turut membantu petani untuk dapat menghasilkan produk hortikultura yang berkualitas.
"Tahun ini tema kita adalah produk berkualitas. Hasil produk dari petani sudah harus dilakukan seleksi, trimming, grading dan cleaning. Untuk sementara kami akan memfasilitasi 90 kelompok tani dengan peralatan tersebut," ujar Bambang.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Yuli Sri Wilanti pun menambahkan pengiriman perdana pada pilot project closed-loop ini merupakan awal dari seluruh kegiatan. Ia berpesan perlu komitmen yang tinggi dan gotong-royong dari seluruh pihak terkait agar proyek ini dapat terus berjalan dan menyejahterakan petani.
"Perjalanan pilot project closed-loop tidak berakhir di sini. Ini merupakan awal dari semua kegiatan. Komitmen yang tinggi merupakan unsur penting dalam pilot project ini agar dapat terus berjalan dan dapat menyejahterakan petani," terang Yuli.
Senada dengan Yuli, Direktur Utama Paskomnas Hartono berharap agar petani bisa memegang komitmen sebagaimana yang tercantum dalam dokumen kontrak. Ia berharap dengan memegang teguh komitmen semua pihak dapat diuntungkan.
Lebih lanjut Hartono menyatakan Paskomnas bersedia mengirimkan tenaga pelatih untuk mendidik petani dalam hal penangan pascapanen. Hal ini bertujuan agar produk yang sampai di Paskomnas bisa langsung diserahkan ke pemesan, yakni kelompok horeka.
Ia menjelaskan uji coba tahap pertama dipimpin oleh seorang petani milenial bernama Rizal dengan 11 orang petani yang terlibat. Para petani ini menyambut antusias prakarsa dari KADIN, Kemenko Perekonomian, dan Kementan.
Ketua Komite Tetap Hortikultura KADIN Karen Tambayong turut menyatakan saat ini semua harus saling terintegrasi untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan petani yang lebih canggih.
Sebagai informasi, pengiriman perdana ini dihadiri pula oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Muhammad Firdaus akademisi dari IPB, dan Ketua Komite Tetap Hortikultura Kamar Dagang Indonesia (KADIN).
Serta hadir pula perwakilan dari beberapa perusahaan seperti Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek, PT East West Seed Indonesia, Mercy Corps Indonesia, PT Indofood Sukses Makmur juga Ketua Kelompok Tani Milenial (EPTILU) termasuk 9 dari 11 petani yang bergabung dalam pilot project ini.
(akn/ara)