Jalan Panjang 'Super Mario' Benahi Ekonomi Italia

Jalan Panjang 'Super Mario' Benahi Ekonomi Italia

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 16 Feb 2021 10:39 WIB
Italys new prime minister, former European Central Bank President Mario Draghi addresses the media on February 12, 2021 following a meeting with Italys President at the Quirinale presidential palace in Rome. - The 73-year-old economist formed a new national unity government to replace Giuseppe Contes centre-left coalition, which collapsed one month ago, leaving the country rudderless in an unprecedented crisis. (Photo by YARA NARDI / POOL / AFP)
Mario Draghi/Foto: AFP/YARA NARDI/POOL
Jakarta -

Mario Draghi merupakan Perdana Menteri baru Italia. Pria yang dijuluki 'Super Mario' ini sangat akrab dengan pekerjaan berisiko tinggi. Pada 2012, Mantan Gubernur Bank Sentral Eropa ini berhasil menyelamatkan euro dari pelemahan.

Sekarang Draghi mendapat tantangan baru yaitu memulihkan ekonomi Italia dari Pandemi COVID-19. Dukungan dari koalisi sudah didapat Draghi yaitu membelanjakan anggaran sekitar € 200 miliar atau setara US$ 242 miliar.

Mengutip CNN, Selasa (16/2/2021), anggaran belanja ini dalam bentuk hibah dan pinjaman yang diperoleh oleh Komisi Eropa. Dari dana tersebut, Draghi harus mengubah prospek ekonomi Italia setelah bertahun-tahun loyo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Italia yang paling penting, masalah mendasar adalah mereka tidak tumbuh cukup selama bertahun-tahun," kata Erik Nielsen, kepala ekonom di Bank UniCredit Italia.

Pandemi COVID-19 memperburuk ekonomi negeri Pizza yang menyusut 8,8% di tahun 2019. Aktivitas diperkirakan pulih pada 2021 dan akan membantu ekonomi negara berkembang tumbuh ke level 3,4%. Komisi Eropa mengkhawatirkan ekonomi Italia akan terus tertinggal.

ADVERTISEMENT

"Ini khususnya terjadi pada Spanyol dan Italia, yang diperkirakan tidak akan mencapai level tersebut pada akhir 2022," kata Komisi Eropa.

Namun begitu, 'Super Mario' mendapat keuntungan dalam mengawal ekonomi Italia ke depan. Dia mendapat mandat untuk menghabiskan banyak anggaran usai adanya aturan pelonggaran fiskal Uni Eropa. Di mana negara yang lebih kaya menyerahkan uang dan Brussels meminjam atas nama Italia.

Rasio utang Italia saat ini mencapai 154% terhadap PDB. Rasio utang negeri Pizza ini terbesar kedua setelah Yunani.

Nielsen menilai, Draghi harus mendorong pemberian fasilitas pemotongan pajak agar ekonomi Italia berada di jalur yang sesuai. Hal ini juga karena rendahnya angka partisipasi kerja yang membebani produktivitas. Pemerintah dapat mendorong masyarakat mencari kerja melalui fasilitas pemotongan pajak, mensubsidi perawatan anak dan memberikan insentif bagi perusahaan yang menawarkan pekerjaan paruh waktu.

Draghi juga perlu menyelesaikan rencana menghabiskan ratusan miliar dolar yang dialokasikan oleh Uni Eropa dalam rangka pemulihan ekonomi Italia.

"Kami memiliki disposisi sumber daya luar biasa dari Uni Eropa. Kami memiliki kesempatan untuk melakukan banyak hal untuk negara kami, dengan perhatian yang cermat pada generasi masa depan," kata Draghi pekan lalu.

Dalam memperbaiki ekonomi Italia dari pandemi COVID-19, Draghi juga disarankan untuk mengelola politik di negaranya dengan baik. Sebab ada kekhawatiran bahwa politik akan terpecah-pecah menjelang pidato pertama 'Super Mario' di parlemen Italia.

(hek/ara)

Hide Ads