3 Fakta RI Darurat Lahan Pangan

3 Fakta RI Darurat Lahan Pangan

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 23 Feb 2021 06:30 WIB
Memperingati Hari Pangan Sedunia ke-38, Menteri Pertanian Amran Sulaiman meninjau langsung salah satu lahan rawa yang ada di Kalsel.
Foto: Istimewa/Kementan

2. Kebutuhan Gabah Meningkat 1 Juta Ton/Tahun

Hal ini kemudian tentu mengancam ketahanan pangan nasional. Mengingat setiap tahunnya jumlah penduduk Indonesia terus meningkat demikian pula pada kebutuhannya pada bahan baku pangan dari lahan-lahan sawah atau pertanian tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tahu bahwa alih fungsi lahan pangan khususnya sawah terus meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun tentu hal ini akan mempengaruhi produksi pada nasional dan sendirinya juga akan dapat mengancam ketahanan pangan nasional," katanya.

Asnawati memaparkan setiap tahun jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan hingga 4,5 juta jiwa per tahun. Di sisi lain, kebutuhan pangan dalam hal ini gabah kering giling (GKG) juga terus meningkat kira-kira 1 juta ton/tahun.

ADVERTISEMENT

"Produktifitas GKG dari tahun 2018-2020 ini masih di bawah angka kebutuhan padi nasional artinya dapat kami simpulkan di sini secara nasional kebutuhan padi belum bisa terpenuhi," terangnya.

Oleh karena itu, pengendalian alih fungsi lahan sawah menjadi PR penting yang harus dikerjakan pemerintah.

"Inilah perlunya pengendalian alih fungsi lahan sawah yang merupakan kegiatan yang tentu harus mendapat perhatian serius dari pemerintah dalam hal ini kita di Jajaran Direktorat Jenderal Pengendalian," imbaunya.

3. Lahan Sawah Paling Diincar Investor

Lebih lanjut Asnawati mengungkapkan dibanding lahan-lahan lainnya, lahan sawah paling diincar investor untuk diambil alih fungsi lahannya.

"Mungkin tidak banyak publik tau sawah yang paling banyak mengalami alih fungsi," katanya.

Asnawati menjelasakan alasan investor begitu tertarik dengan lahan sawah. Alasan pertama karena investor tak perlu lagi khawatir dengan ketersediaan air di lahan tersebut.

"Ketertarikan investor untuk membidik lahan sawah sebagai kawasan untuk pembangunan karena ada 3 hal yang paling mendasar pertama yaitu ketersediaan air, sumber air dari sawah tersebut sudah ada bahkan sudah cukup," ungkapnya.

Alasan lainnya karena akses jalannya sudah ada.

"Berikutnya juga karena akses jalan ke lokasi tersebut juga sudah ada sebagai prasarana," tuturnya.

Terakhir, karena banyak petani yang beralih profesi menjadi pekerja.

"Berikutnya lagi yaitu kaitannya dengan petani yang semulanya petani menjadi pekerja untuk lahan investasi lainnya," paparnya.


(fdl/fdl)

Hide Ads