Kopi menjadi komoditas yang sudah dikenal dunia dan punya potensi yang menjanjikan. Salah satu jenis kopi yang saat ini terus berkembang ialah Kopi Malabar Indonesia dari Kabupaten Bandung kopi ini merupakan jenis Arabika. Usai tembus pasar Asia, Kopi Malabar kini membidik pasar Eropa.
Menurut Marketing Kopi Malabar Indonesia, Agung Budiyono, pasar Eropa belum bisa ditembus karena lebih teliti untuk menerima komoditas pangan seperti kopi. Meskipun sebenarnya, kata Budi, Kopi Malabar sendiri sudah sering ikut pameran kopi di Eropa.
"Kalau ke Eropa untuk sekarang baru tanya-tanya aja keadaannya, (karena) di Eropa sangat lebih spesifik, lebih teliti lah, apalagi yang berkenaan dengan perut. Kalau pameran ke Eropa udah, dalam negeri juga udah. Baru-baru pembicaraan aja sih (kalau ingin ekspor ke Eropa)," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk pasar Asia seperti Thailand dan Korea Selatan, Budi mengatakan pihaknya sudah mengirim beberapa kali kopi Java Preanger. Terakhir ia menjelaskan baru saja mengirim hampir 18 ton Kopi Malabar.
"Per 2 bulan sampai 3 bulan customer pesan untuk biji kopi ke daerah Asia lah, kaya Korea Selatan, Thailand. Kita yang terakhir (kirim) 18 ton, yang 20 bit kontainer, (iya itu) dari Kopi Malabar aja," ungkapnya.
Kopi Malabar Indonesia terbilang produktif. Pendiri Kopi Malabar Indonesia, Supriatnadinuri atau biasa dikenal H Nuri, menjelaskan dari 883 hektare lahan kopi yang dikelola oleh gapoktannya bisa menghasilkan 150 ton kopi dalam setahun.
![]() |
Dijelaskannya, Kopi Malabar merupakan agrobisnis kopi yang menawarkan pengolahan kopi dari hulu ke hilir. Kopi Malabar Indonesia juga menawarkan edukasi kopi, all mountain, outbond, hingga fun offroad.
"Saya sebagai mendapat amanat ketua kelompok tani di sini, kami di sini ada anggota 211 kepala keluarga, yang bergantung (kepada usaha ini) ada 1.000 orang. Kami mengelola lahan 338 hektare, rata-rata per orang atau per petani (mengelola) 1,5 hektare, itu yang ada di lokasi yang tanah Perhutani. Ada juga tanah-tanah milik, itu tidak dalam hamparan," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan Kopi Malabar juga mendapat berbagai bantuan dari Bank BRI. Mulai dari CSR home stay untuk peserta yang sedang ikut pelatihan di Kopi Malabar dan para anggota petani yang mendapatkan KUR untuk peternakan domba yang terintegrasi dengan kebun kopi.
"Di sini bermitra dengan BRI, kami mendapat pembiayaan melalui KUR di bidang peternakan domba, juga di bidang pembibitan kopi, mulai dari investasi, pembiayaan. Meski pada saat ini kita kena imbasnya karena Corona ini," ujarnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.
(prf/hns)