Genap setahun pandemi COVID-19 menyerang, Indonesia masih belum keluar dari jurang resesi. Setelah setahun terinfeksi wabah tersebut, total kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai sekitar 1,3 juta kasus dan mengakibatkan sekitar 36 ribu orang meninggal dunia.
Lalu, bagaimana dengan kondisi ekonomi RI setelah setahun diinfeksi COVID-19?
Menurut para ekonom, Indonesia tampaknya masih sulit keluar dari jurang resesi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan masih rendahnya aktivitas ekonomi, tekanan pada daya beli masyarakat, penurunan kembali PMI manufaktur dari 52,2 pada Januari 2021 menjadi 50,9 di bulan Februari 2021, maka Indonesia sepertinya masih akan mengalami resesi ekonomi yang berkepanjangan," ujar Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira kepada detikcom, Selasa (2/3/2021).
Sebagaimana diketahui, sejak diserang COVID-19, ekonomi RI terus-terusan berada di zona negatif. Di kuartal II-2020, ekonomi RI langsung jeblok hingga -5,32%, di kuartal III-2020 mulai terjadi perbaikan menjadi -3,49% tapi masih berada di zona negatif, di kuartal IV-2020 pun demikian meski membaik menjadi -2,19% tapi tetap saja belum berhasil mencatatkan pertumbuhan yang positif.
Realisasi itu menunjukkan bahwa RI belum mampu keluar dari jurang resesi.
Hal ini terjadi, karena pergerakan manusia belum kembali seperti sebelum adanya pandemi COVID-19.
"Masing-masing mobilitas penduduk ke pusat perbelanjaan turun -23%, ke perkantoran turun -29%. Terbatasnya pergerakan penduduk membuat sektor retail terpukul, industri manufaktur lakukan PHK massal dan jasa transportasi serta pariwisata alami resesi berkepanjangan," tuturnya.
Saksikan video 'Blak-blakan Sri Mulyani Agar Ekonomi Tidak Rusak Permanen':