Arab Saudi berduka atas meninggalnya Yahya Hamza Koshak pada Rabu (3/3) di usianya yang menginjak 80 tahun. Dia terkenal dengan julukan 'Bapak Insinyur' karena jasanya yang memugar sumur Zamzam.
Yahya lahir di Makkah, di mana ayahnya menjabat sebagai ketua Pembentukan Motawif Jemaah Muslim Turki di Eropa Amerika dan Australia, juga seorang pedagang selama musim Umrah. Ibunya adalah teman dekat istri mendiang Raja Faisal, Putri Effat, yang ditemuinya di Masjidil Haram Makkah.
Dilansir Arabnews, Kamis (4/3/2021), Yahya mendapat gelar insinyur setelah menempuh pendidikan teknik di Universitas Ain Shams di Kairo, dan merampungkan studinya di Riyadh. Dia kemudian mengantongi gelar Ph.D di bidang teknik setelah melanjutkan studi ke Amerika Serikat (AS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keponakannya, Nabeel Koshak mengatakan bahwa almarhum yang juga Mantan Direktur Jenderal Perusahaan Air Nasional Arab Saudi itu sangat disayangi dan dekat dengan orang.
"Dia sangat sosial, dekat dengan orang, selalu baik dan tidak suka menyakiti siapa pun. Periang adalah karakteristik yang membedakan kepribadiannya. Dia seperti seorang ayah bagi saya," kata Nabeel.
Sebagai sosok yang memugar sumur zamzam, Yahya sering menerima kedatangan Raja Salman setiap tahunnya pada 10 hari terakhir di bulan suci Ramadan. Dia juga bertanggung jawab memimpin tim membersihkan sumur zamzam pada empat dekade lalu. Dia menuliskan pengalamannya 'menjaga' sumur air suci bagi umat Islam yang dituangkan dalam buku berjudul "Zamzam: Air Suci".
"Membersihkan sumur zamzam adalah salah satu proyek terpentingnya, tugas besar di bawah arahan mendiang Raja Khalid," kata keponakannya.
Dalam bukunya, Yahya menjelaskan sejarah sumur dan sumber air, serta mendokumentasikan benda-benda bersejarah yang ditemukan selama proyek pembersihan dan pemugaran sumur zamzam. Dia juga sempat menduduki posisi penting di pemerintahan Saudi yakni Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum di kota Makkah.
"Dengan pengamatan, terlihat jelas bahwa ada dua sumber utama air, satu menuju Kakbah dan lainnya menuju Ajyad. Sementara sumber ketiga, yang menurut cerita sejarah berada di sisi Jabal Abu Qubays dan Al Safa, saya justru menemukan 12 lubang kecil di antara bebatuan bangunan," tulis Yahya dalam bukunya.
Simak juga Video: Kenapa Air Zamzam Begitu Spesial?