Pelaku usaha perlu mempersiapkan diri untuk menangkap peluang pasar ekspor, khususnya ke Amerika, Uni Eropa, dan China. CEO dan Founder Gerakan Mimpi Bersama Muhammad Yudhya Umari optimis UKM Indonesia dapat naik kelas dan berdaya saing global apabila mampu memahami kebutuhan pasar global. Menurut Yudhy,
"Berdasarkan analisis kami dari data statistik resmi Pemerintah dan asosiasi industri, terdapat potensi 18 miliar US dollar atau sekitar 250 triliun Rupiah per tahun atas ekspor beberapa produk unggulan UKM yang saat ini menjadi incaran pasar global," jelasnya di Jakarta, Jumat (5/3/2021).
"Sebagai contoh saja, ekspor produk pangan olahan Indonesia mencapai lebih dari 4 miliar US dollar di tahun 2019 berdasarkan data Kementerian Perdagangan. Produk kayu lapis Indonesia juga menjadi primadona Eropa sebagai bahan baku dekorasi rumah, yang ekspor nya mencapai 1,79 miliar US dollar selama Januari-Agustus 2020 berdasarkan data Kementerian Perdagangan," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu tantangan ekspor produk Indonesia saat ini khususnya bagi UKM adalah kurasi, quality control, dan pembiayaan. Tidak mudah untuk mengkurasi dan menyeleksi produk-produk yang dibutuhkan oleh pasar global ini, karena mereka memiliki standar dan preferensi masing-masing.
Dibutuhkan fokus untuk menangkap peluang yang ada.Gerakan Mimpi Bersama, suatu akselerator khusus UKM yang berorientasi ekspor atau yang memiliki produk berdaya saing global, telah melakukan riset industri dan bertemu dengan berbagai pelaku pasar untuk mengidentifikasi sembilan produk unggulan yang perlu dijadikan prioritas ekspor.
"Kuncinya adalah membangun ekosistem dengan pihak-pihak yang tepat. Layanan pembiayaan tentu harus bekerja sama dengan lembaga jasa keuangan yang kredibel. Lalu produk nya pun perlu dikurasi bersama-sama dengan para pengusaha yang sudah terbukti berkomitmen terhadap kualitas, dan bukan hanya sekedar mencari keuntungan cepat. Dan yang terakhir, menemukan akses pasar yang tepat untuk memahami preferensi dari pihak-pihak pembeli global," tambah Yudhy.
Sembilan produk ini adalah:
Sarang burung walet
Ikan patin
Rumput laut
Alternatif minyak sawit
Gula kelapa dan gula aren
Air kelapa kemasan
Kayu manis
Kayu olahan untuk dekorasi rumah; dan
Minyak atsiri
Preferensi Uni Eropa terhadap produk-produk ramah sehat dan lingkungan, misalnya, menjadi peluang bagi UKM jaga, dan patuh terhadap standar keamanan pangan baik di Indonesia maupun negara tujuan," tutup Yudhy.
(fdl/fdl)