Balada Impor Garam di Tengah Seruan Jokowi Benci Produk Asing

Balada Impor Garam di Tengah Seruan Jokowi Benci Produk Asing

Tim detikcom - detikFinance
Senin, 15 Mar 2021 12:17 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat importasi garam masih berlangsung ke dalam negeri sepanjang triwulan I-2013. Tercatat impor garam sebesar 465.000 ton atau senilai US$ 21,5 juta. File/detikFoto.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Indonesia berencana impor garam dalam waktu dekat untuk memenuhi kebutuhan nasional. Hal itu sudah diputuskan dalam rapat bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, saat ini sedang menunggu data kebutuhan garam di Indonesia untuk mengetahui kuota impornya.

Padahal Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan meminta seluruh pemangku kepentingan untuk menggaungkan cinta produk Indonesia dan benci produk asing. Namun impor garam seakan sudah jadi ketergantungan, janji Indonesia swasembada garam 2015 juga hanya wacana hingga saat ini.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim menilai pernyataan Jokowi untuk mengedepankan produk dalam negeri khususnya di bidang pangan tidak konsisten, termasuk untuk impor garam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak Presiden Jokowi memimpin pada tahun 2014, sudah terlihat inkonsistensi kebijakannya di bidang pangan. Beliau kampanyekan stop impor dan fokuskan pemenuhan pangan dari dalam negeri, setelah dilantik justru keran impor dibuka seluas mungkin," kata Abdul, Senin (15/3/2021).

Selain impor garam, pemerintah juga menyatakan keputusannya untuk impor beras setelah Jokowi gaungkan benci produk asing. Hal itu dinilai dapat melukai petani yang telah memanen dua komoditas tersebut.

ADVERTISEMENT

"Belum genap sehari berujar cintai produk lokal dan benci produk asing, melalui Menteri (Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga) Hartarto, pemerintah justru berencana impor beras dan sekarang garam," ucapnya.

Lanjut halaman berikutnya.

Simak Video "Menko Luhut: Presiden Setuju Impor Garam untuk Industri":

[Gambas:Video 20detik]



Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menambahkan bahwa pernyataan Jokowi yang meminta benci produk asing tidak tepat. Pasalnya, negara manapun khususnya Indonesia tidak bisa lepas dari impor.

"Garam hanya satu contoh saja bagaimana kita belum bisa lepas dari produk impor dan memang tidak akan pernah kita 100% tidak melakukan impor. Yang tepat seharusnya kita lebih mencintai dan memilih produk dalam negeri," tuturnya.


Hide Ads