Bukan hal mudah untuk memperjuangkan bisnis agar tetap bertahan di tengah masa pandemi. Terlebih, bagi UMKM yang 100% sumber penghasilannya berasal dari bisnis yang dijalani.
Seperti yang dialami oleh pemilik bisnis fashion muslim Jilbabkhu, Eka. Ia mengalami naik turun pesanan dari pembeli yang tak menentu di awal pandemi. Bahkan menurutnya, mempertahankan bisnis di tengah pandemi lebih sulit daripada membangunnya.
"Awalnya saya pikir memulai usaha itu sudah upaya yang paling sulit dan menantang di hidup saya, ternyata mempertahankan eksistensi bisnis apalagi di tengah pandemi lebih menantang lagi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di masa pandemi ini, ia memutar otak untuk berjuang mempertahankan bisnisnya. Tujuannya ialah agar bisa menjaga pemasukan keluarga dan membayar gaji beberapa karyawan atau penjahit yang bekerja dengannya.
Beruntung baginya, di masa pandemi ini ia mengikuti program yang digelar sebuah platform e-commerce untuk mengekspor produk UMKM ke luar negeri. Hasilnya tak main-main, wanita asal Jawa Barat ini mengaku sukses menjual produknya ke Malaysia hingga Singapura dengan peningkatan penjualan sekitar 80%.
"Setelah berbulan-bulan menerima pesanan yang tidak menentu, akhirnya setelah saya mengikuti kampanye 12.12 Shopee Birthday Sale dan program ekspor ke Malaysia dan Singapura, bisnis Jilbabkhu bangkit kembali, bahkan menerima peningkatan penjualan sekitar 80% dibandingkan sebelumnya," lanjutnya.
Menurutnya berpartisipasi pada kampanye program ekspor merupakan upaya menaikkelaskan bisnisnya di masa pandemi, ia pun tak khawatir lagi mengenai kompetisi harga di e-commerce. Eka juga lebih percaya diri dalam memperluas jangkauannya melalui ekspor karena harga jualnya pun dinilai sangat kompetitif.
"Saya merasa bangga menjadi bagian dari program ekspor Shopee, dibandingkan dengan toko-toko lain di kampung saya yang belum mencoba program ekspor ini, toko Jilbabkhu dapat dibilang telah menjadi toko yang paling berhasil memperluas jangkauannya," ucapnya.
Pada pengalaman ekspor pertamanya, ia merasa sangat terbantu dengan adanya prosedur pengiriman yang sudah jelas dari Shopee dan kiat-kiat sukses dalam ekspor. Sehingga, ia tinggal fokus ke peningkatan produk dan layanan saja, tak perlu repot urus sendiri ekspor ke luar negeri.
Eka berpendapat, jika tak mengambil kesempatan ekspor bersama Shopee, ia belum tahu dapat bertahan dan memperluas penjualan di tengah pandemi atau tidak. Ia juga berharap dengan adanya ekspansi program ekspor dari Shopee, ia ingin memperluas jangkauan ekspornya ke Malaysia dan Singapura.
Sebagai informasi, Shopee berkolaborasi dengan Sekolah Ekspor, asosiasi gabungan antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia serta Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (SMESCO) untuk mewujudkan 500.000 eksportir hingga tahun 2030. Program dimulai awal Maret 2021 yang juga didukung Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Perdagangan.
(akn/hns)