Vaksin AstraZeneca Sering Bikin Kesalahan?

Vaksin AstraZeneca Sering Bikin Kesalahan?

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 27 Mar 2021 20:00 WIB
ROME, ITALY - MARCH 05: A healthcare worker of the Italian Army prepares doses of the AstraZeneca COVID-19 vaccine, as part of COVID-19 vaccinations plan for the military personnel, on March 5, 2021 in Rome, Italy. The Italian government blocked the shipment of 250,000 doses of the Oxford/AstraZeneca vaccine developed by the Anglo-Swedish group and produced in a factory near Rome. This is the first time that a European country has applied new rules to control vaccine exports, adopted in January. (Photo by Antonio Masiello/Getty Images)
Foto: Getty Images/Antonio Masiello
Jakarta -

Dalam kurun waktu 9 bulan produsen vaksin AstraZeneca bekerja sama dengan Oxford University dalam memproduksi vaksin yang aman dan efektif untuk digunakan masyarakat. Hal ini merupakan pencapaian terbesar untuk AstraZeneca untuk mengakhiri pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia.

Namun AstraZeneca melakukan beberapa kesalahan hingga mendapat banyak kritikan dari para pemangku kebijakan dan pejabat kesehatan. Hal ini membuat citra perusahaan menjadi buruk.

Dikutip dari CNN Business disebutkan jika AstraZeneca pernah keliru memberikan vaksin ke relawan saat uji klinis berlangsung. Kemudian AstraZeneca juga dituding menghilangkan beberapa informasi penting ketika menyampaikan pernyataan ke publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Regulator kesehatan Amerika Serikat (AS) sempat mempertanyakan keakuratan data vaksin sampai penundaan produksi massal.

Anggota Parlemen Eropa dari Belgia Phillippe Lamberts mengungkapkan AstraZeneca adalah perusahaan yang tidak dapat diandalkan. Apalagi perusahaan yang ingkar janji karena sempat menyebut akan mendistribusikan puluhan juta dosis ke Uni Eropa.

ADVERTISEMENT

National Institute of Allergy and Infectious Diseases Amerika Serikat mengaku prihatin dengan apa yang dilakukan vaksin AstraZeneca karena memberikan data yang tidak akurat saat uji coba. Bahkan AstraZeneca disebut membuat kepercayaan publik perlahan berkurang.

Lanjut halaman berikutnya.

Pada Kamis lalu AstraZeneca memperbarui data dan melaporkan hasil uji coba menunjukkan efektifitas 76% untuk mencegah gejala COVID-19. Padahal awal pekan ini AstraZeneca menyampaikan efektifitas vaksin mencapai 79%.

AstraZeneca merupakan perusahaan yang memiliki pengalaman minim soal produksi vaksin. Sebelumnya perusahaan ini memproduksi obat kanker populer seperti Tagrisso yang digunakan sebagai obat kanker paru-paru.

Namun ketika pandemi melanda, perusahaan memutuskan untuk ikut serta menjadi produsen vaksin. Analis farmasi SVB Leerink Andrew Berens mengatakan jika AstraZeneca memang tak berniat menjadi perusahaan vaksin.

Namun upaya gigih AstraZeneca membuahkan hasil. Mereka mendapatkan validasi untuk produksi darurat di Inggris Raya pada akhir Desember dan Uni Eropa satu bulan kemudian.

Vaksin yang diproduksi AstraZeneca lebih murah dan lebih mudah disimpan dibanding Pfizer dan Moderna. Vaksin AstraZeneca digembar-gemborkan sebagai jalan keluar untuk negara-negara yang kurang maju dan tidak memiliki jaringan logistik yang baik.


Hide Ads