Pada Kamis lalu AstraZeneca memperbarui data dan melaporkan hasil uji coba menunjukkan efektifitas 76% untuk mencegah gejala COVID-19. Padahal awal pekan ini AstraZeneca menyampaikan efektifitas vaksin mencapai 79%.
AstraZeneca merupakan perusahaan yang memiliki pengalaman minim soal produksi vaksin. Sebelumnya perusahaan ini memproduksi obat kanker populer seperti Tagrisso yang digunakan sebagai obat kanker paru-paru.
Namun ketika pandemi melanda, perusahaan memutuskan untuk ikut serta menjadi produsen vaksin. Analis farmasi SVB Leerink Andrew Berens mengatakan jika AstraZeneca memang tak berniat menjadi perusahaan vaksin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun upaya gigih AstraZeneca membuahkan hasil. Mereka mendapatkan validasi untuk produksi darurat di Inggris Raya pada akhir Desember dan Uni Eropa satu bulan kemudian.
Vaksin yang diproduksi AstraZeneca lebih murah dan lebih mudah disimpan dibanding Pfizer dan Moderna. Vaksin AstraZeneca digembar-gemborkan sebagai jalan keluar untuk negara-negara yang kurang maju dan tidak memiliki jaringan logistik yang baik.
(kil/fdl)