Sederet Masalah yang Bikin RI Ketagihan Impor Beras

Sederet Masalah yang Bikin RI Ketagihan Impor Beras

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 29 Mar 2021 16:19 WIB
Pemerintah berencana impor beras 1 juta ton. Dirut Perum Bulog Budi Waseso pun buka-bukaan soal kondisi ratusan ribu ton beras impor yang belum terpakai.
Foto: Pradita Utama

Terakhir, masih ada oknum-oknum yang membisikkan bahwa impor lebih gampang ketimbang memperbaiki kualitas pangan dalam negeri.

"Kadang juga banyak yang berpendapat begini lho kalau memang susah memproduksi dan impor gampang kenapa kita tidak impor. Kita nanam yang lain saja, yang lebih gampang seperti ini kan berkembang kan," ujarnya.

Pembisik yang dia maksud adalah para importir itu sendiri, yang juga paling sering mengkampanyekan hal-hal keliru tentang komoditas yang diimpornya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mohon maaf ya saya tidak membenci importir, importir kan pasti akan mengkampanyekan hal-hal yang diimpor itu lebih baik, contohnya kedelai. Kedelai ini kan didengung-dengungkan kedelai adalah tanaman subtropis yo kenapa kalau subtropis kalau di tropis juga bisa. Apa tanaman kita semua dulu asalnya dari kita, tidak, banyak tanaman-tanaman yang ada di kita ini yang asalnya dari sub tropis demikian juga yang tropis bisa masuk ke subtropis. Kan kira-kira begitu kan," imbuhnya.

"Habis itu kedelai apa kalau kedelai dalam negeri tidak cocok untuk tempe cocoknya hanya untuk tahu. Nah ini kan kampanye-kampanye yang menyesatkan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Padahal, kurang mutunya produksi komoditas pangan dalam negeri tidak bisa dijadikan alasan untuk mengimpor. Justru, seharusnya jadi bahan koreksi untuk memperbaiki yang salah di lapangan.

"Kalau dalam negeri kualitasnya belum baik, kualitasnya itu persoalannya apa, misalnya pengering, ya pengeringnya harus diselesaikan. Kan mestinya seperti itu. Jadi komitmen-komitmen melaksanakan politik pertanian ini harusnya mulai dari yang di atas sampai yang terbawah ini harus satu bahasa," tegasnya.


(zlf/zlf)

Hide Ads