Permintaan jahe melonjak drastis selama pandemi COVID-19. Masyarakat berbondong-bondong mengkonsumsi jahe, terutama jahe merah untuk mempertahankan daya tahan tubuh di tengah merebaknya virus Corona.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto mengatakan, hebohnya konsumsi jahe di Indonesia menyebabkan stok jahe habis terjual. Bahkan, jahe-jahe yang digunakan sebagai bibit juga dijual untuk konsumsi masyarakat.
"Tahun 2020 begitu pandemi dan jahe merah dan berbagai macam jenis jahe booming, ini yang tadinya digunakan untuk benih itu masuk ke konsumsi semuanya," kata Prihasto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (31/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, hal ini menyebabkan stok benih jahe menipis untuk ditanam kembali di tahun 2020 kemarin.
"Jadi agak sulit juga kami mencari untuk perbanyakan benihnya dalam skala yang luas di 2020," imbuh Prihasto.
Oleh sebab itu, pihaknya akan fokus menggenjot produksi bibit jahe di tahun 2021 ini untuk memulihkan kembali produksi jahe dalam negeri.
"Permintaan di pasar cukup tinggi dan harga jahe meningkat cukup signifikan, tahun 2021 kami ada kegiatan pengembangan kawasan jahe. Awalnya kami alokasikan 700 Ha tapi kena refocusing jadi tinggal 300 Ha. Dan kami fokuskan untuk benih," tutur dia.
Sebagai informasi, pada tahun 2019 Kementan mencatat adanya produksi 174.000 ton. Kemudian, di tahun 2020 sebanyak 183.000 ton.
Tonton juga Video: Tercemar Cacing, 287 Ton Jahe Asal India-Myanmar Dimusnahkan