Indonesia sedang menggenjot revolusi industri 4.0 yang berorientasi pada teknologi otomatisasi. Namun, ada beberapa pekerjaan rumah (PR) yang harus dibereskan untuk mengimplementasikan industri berbasis robot tersebut.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Rizal Affandi Lukman menyebutkan lima faktor keberhasilan untuk penerapan industri 4.0. Bekal yang pertama sudah dimiliki Indonesia.
"Pertama adalah perlu aspirasi maupun direction yang jelas. Perlu ada clear, actionable, targeted dan impact full objective dan pemerintah Indonesia telah memiliki roadmap yang 7 industri, dan ada 10 prioritas nasional. Itu sudah jelas Indonesia punya itu," kata dia dalam diskusi FMB9, Senin (5/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua adalah sektor prioritas dan teknologi utama yang perlu dikembangkan. Dalam hal ini seperti yang sudah disinggung di atas, Indonesia telah menetapkan 7 prioritas industri yang akan dikembangkan ke dalam industri 4.0. Jadi faktor kedua sudah terpenuhi.
Sedangkan faktor ketiga dan seterusnya masih menjadi PR buat Indonesia. Yang ketiga adalah perlu adanya sumber pembiayaan (resource financing). Itu diperlukan untuk dua hal. Pertama modal untuk mengganti mesin-mesin industri 2.0 dan 3.0 menuju industri 4.0. Butuh biaya yang tak sedikit untuk itu.
"Keduanya adalah pembiayaan untuk research and development (penelitian dan pengembangan). Ini sangat diperlukan untuk keberhasilan dari pada industri 4.0, peranan research and development," sebutnya.
Lalu faktor keempat untuk keberhasilan industri 4.0, itu perlu dilaksanakan sebagai agenda nasional, bukan agenda pemerintah atau swasta yang berjalan sendiri-sendiri.
"Yang kelima yang harus juga diperhatikan implikasi, yaitu adalah UKM kita untuk kesiapannya untuk masuk kepada 4.0, dan termasuk yang memiliki low skill labour atau tenaga kerja dengan kemampuan yang rendah. Ini perlu kita siapkan program reskilling, upskilling, dan termasuk tadi shifting," tambahnya.
(toy/zlf)