Erick Thohir Mau Beli Peternakan di Belgia, Peternak Lokal Bilang Begini

Erick Thohir Mau Beli Peternakan di Belgia, Peternak Lokal Bilang Begini

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 20 Apr 2021 13:32 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir berencana membeli peternakan sapi di Belgia melalui BUMN. Rencana itu menurutnya bisa untuk mengurangi impor daging sapi. Ternyata, peternak dari Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) tak menyetujui rencana tersebut.

Ketua Umum PPSKI Nanang Purus Subendro mengatakan, membeli peternakan di Belgia tidak mengurangi impor. Pasalnya, sapi-sapi hasil peternakan BUMN di Belgia yang dikirim ke Indonesia pun akan terhitung sebagai sapi impor.

"Kira-kira apa sih yang diharapkan dari membeli lahan peternakan di Belgia itu? Apakah mau menambah populasi, lalu yang diuntungkan siapa? Apa gunanya kalau hanya sekadar untuk menambah populasi, tapi ujung-ujungnya juga impor dari Belgia?" kata Nanang kepada detikcom, Selasa (20/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nanang berpendapat, pemerintah seharusnya fokus mengembangkan peternakan rakyat. "Kenapa tidak memilih untuk memberdayakan peternak rakyat? Di mana peternak rakyat punya potensi sesuai dengan kearifan lokal masing-masing," tegas Nanang.

Senada dengan Nanang, pengamat peternakan sapi Rochadi Tawaf mengatakan, rencana pemerintah untuk mengurangi impor dengan membeli peternakan sapi di Belgia akan percuma.

ADVERTISEMENT

"Ya sama saja dengan melakukan impor biasa. Kan dia beli perusahaan di sana, bisnis di sana, kemudian kirim ke sini, ya sama saja dengan impor biasa. Jadi sebetulnya useless kalau saya bilang," jelas Rochadi.

Ia mengatakan, untuk membeli peternakan sapi di Belgia akan dibutuhkan anggaran yang besar. Menurutnya, dana tersebut seharusnya digunakan untuk memberdayakan peternakan dalam negeri.

"Kalau mau beli ya beli saja biasa. nggak usah pakai investasi di negara orang. Kalau mau investasi di negara orang pakai uang negara, kenapa tidak diberdayakan yang ada di dalam negeri saja?" tegas Rochadi.

Dihubungi terpisah, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB) Denny Widaya Lukman mengatakan, pemerintah juga perlu fokus memikirkan peternakan dalam negeri. Ia mengatakan, untuk mengembangkan peternakan dalam negeri dibutuhkan keseriusan pemerintah dari seluruh instansi.

Tonton juga Video: Heboh Peternak Buang Telur di Magetan, Harga Pakan Tak Sebanding?

[Gambas:Video 20detik]



Misalnya saja terkait ketersediaan lahan untuk peternakan, harus didukung pemerintah agar lahan-lahan peternakan tak sembarangan dijual, lalu ujungnya dibangun perumahan.

"Contoh saya bangun RPH (rumah potong hewan) ayam di suatu pelosok. Tiba-tiba pemerintah setempat membuat perumahan di sekitar. 5 tahun kemudian kan berkembang itu perumahan, akhirnya orang-orang di perumahan itu protes ada RPH ayam. Katanya kotor, bau. Mau di kemanakan lagi? Itu kalau kebijakannya tidak serius dari semua lini, dari semua instansi ya kasian. Peternak kita juga banyak lahannya berkurang, banyak yang dijual untuk perumahan," tutur Denny kepada detikcom.

Ia menegaskan, tak hanya Kementerian Pertanian (Kementan) atau Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang harus memikirkan permasalahan peternakan sapi, tapi juga seluruh instansi, terutama pemerintah daerah (Pemda).

"Komitmen utama semua lini di atas, nggak bisa hanya Kementan, Kemendag, susah. Karena itu juga terkait Pemda, dan karena otonomi mereka tidak tunduk dengan pusat," pungkas Denny.


Hide Ads