Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam dari fraksi PDIP tidak setuju dengan rencana Erick. Ia menilai rencana itu tidak sejalan dengan upaya meningkatkan daya saing industri peternakan dalam negeri.
"Akuisisi peternakan di luar negeri juga tidak memberi sedikit pun nilai tambah ke stakeholder peternakan di tanah air, terutama para peternak," ujar Mufti Anam saat dihubungi, Senin (19/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mufti mengatakan, akan jauh lebih baik jika BUMN membantu mengembangkan peternakan sapi di Tanah Air untuk mengakselerasi tercapainya swasembada daging.
"Politik pangan Presiden Jokowi jelas, yaitu optimalkan potensi dalam negeri. Ini jadi pertanyaan publik, kok malah para menterinya menempuh jalan berbeda dibanding politik pangan presiden," ujarnya.
Dia mengatakan, sejumlah langkah bisa dilakukan untuk memacu peternakan sapi di Tanah Air. Kementerian Pertanian, misalnya, juga telah mengembangkan sapi Belgian Blue, bekerja sama dengan UGM dan IPB. Peningkatan mutu genetik ternak juga terus dilakukan melalui riset dan uji coba yang sebagian telah sukses.
Dengan demikian, rencana akuisisi peternakan di luar negeri terkesan tidak menghargai peternak dan para peneliti yang telah berjuang keras selama ini meningkatkan produksi daging sapi.
"Bahwa masih ada tantangan peningkatan produksi itu fakta, tapi seharusnya BUMN bantu dong. Cari lokasinya yang sesuai dengan kebutuhan sapi Belgian blue, begitu pula jenis sapi lainnya, ada Simmental, Limousin, Angus, Madura, Bali, PO, Aceh, dan sebagainya. Sentuh teknologi modern, peternakan 4.0. Tunggu saatnya kita panen raya menuju swasembada, bahkan bisa ekspor," ujar dia.
(vdl/ara)