Ketika keempat pilar itu tercapai semua diharapkan terbentuk ruang dan gaya hidup yang tangguh berkelanjutan. Pada pilar terakhir itu, dia menjelaskan bahwa wilayah Jawa Barat, bahkan wilayah Indonesia secara keseluruhan memiliki risiko bencana. Hal itu sudah dicermati sejak awal.
"Dulu kita tidak pernah memikirkan soal Silicon Valley. Silicon Valley ini mungkin belakangan saja. Kalau dulu di rintisan KEK Sukabumi," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Bukit Algoritma sebetulnya perwujutan investasi dari usulan KEK Sukabumi sebagai bidang fusi sains dan teknologi. Lalu, dalam perjalanannya selama masa rintisan usulan atau masa inkubasi KEK Sukabumi tiba-tiba muncul istilah Silicon Valley.
"Jadi kita sebetulnya di sini ada suatu kerangka kerja inovasi, teknologi, investasi seiring dengan seni budaya, empati dan kemandirian. Nah, itu kalau kemarin kita bilang cipta kerja dan cipta kreasi. Jadi lingkup dalam usulan kawasan KEK Sukabumi itu ruang tumbuh kembang sumber daya manusia," terang Dhanny.
Nama Bukit Algoritma pun muncul belakangan. Itu dicetuskan oleh Budiman Sudjatmiko. Dalam proyek tersebut, dia berlaku sebagai Ketua Pelaksana KSO Kiniku Bintang Raya KSO. Keduanya bersama BUMN PT Amarta Karya (AMKA) telah melakukan penandatangan untuk pembangunan mega proyek tersebut. Namun, kerja sama Dhanny dan Budiman sudah dimulai sejak 2018 atau 2019 lalu.
"Dari 2018 kita sudah bertemu dengan Mas Budiman, diskusi, saya banyak dapat pencerahan tentang apa itu inovasi dan sebagai. Terus kita bahas lagi di rintisan KEK Sukabumi, sampai terjadi MoU. Nah itulah rangka awal. Nah, kemudian waktu kemarin saya dapat undangan untuk menghadiri yang acara KSO, yang tanda tangan terakhir itu dengan Amarta Karya," tambahnya.
Kapan Bukit Algoritma dibangung? klik halaman berikutnya.