Produk kecantikan adalah salah satu lini bisnis yang saingannya sangat ketat. Apalagi, di era digital ini pengusaha yang mau berbisnis produk kecantikan tak hanya bersaing dengan pemain lokal, tetapi juga pemain dari luar negeri baik yang kecil maupun besar.
Salah satu pebisnis senior di produk kecantikan, yakni Founder & CEO PT Victoria Care Indonesia Tbk Billy Hartono Salim membeberkan, ada 3 jurus paling jitu dalam berbisnis di lini tersebut, antara lain:
1. Survei Pasar
Perusahaan Billy sendiri terkenal dengan produk kecantikan merek Herborist. Ia mengatakan, untuk menciptakan produk yang bisa diterima konsumen, ia melakukan survei pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perputaran produk kosmetik itu hampir sama seperti produk fashion. Contoh, 3 tahun lalu produk berbasis aloe vera itu ramai. Nah, kita harus cepat antisipasi hal-hal seperti ini. Kita ke pasar, mendengar keinginan konsumen, kita harus melihat apa yang terjadi di luar," ungkap Billy dalam sesi Inspiring Talks Festival Ide Bisnis hari ke-3, Jumat (30/4/2021).
Jika sudah melakukan survei pasar, maka pebisnis bisa menciptakan produk kecantikan yang diinginkan masyarakat. Untuk menciptakannya, Billy menggunakan 3 prinsip yakni smart, speed, simple atau 3S.
"Nah eksekusinya dengani 3S. Kita menganalisa dengan cerdik, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, tanpa bertele-tele atau melalui birokrasi yang panjang," urai Billy.
Baca juga: Cuan Melalui Digital Marketing |
2. Tentukan Segmentasi
Segmentasi adalah hal terpenting untuk mengetahui siapa saja yang akan menjadi pelanggan. Dengan segmentasi, maka pebisnis bisa memiliki pelanggan tetap dari kalangan tertentu. Cara sederhana menentukan segmentasi pasar adalah melalui harga produk.
Misalnya, jika produk kecantikan yang diciptakan harganya cukup terjangkau, masa produknya bisa ditargetkan untuk kalangan menengah ke bawah. Nantinya, dari kemasan, pemasaran, dan sebagainya bisa menyesuaikan.
"Kita harus memikirkan segmentasi, target market. Jadi setiap produk punya target yang berbeda-beda. Contoh kalau market middle low, atau middle up, pricing berbeda," imbuhnya.
3. Inovasi
Ketika sudah mengetahui produk yang diinginkan pasar dan memiliki segmentasi, pebisnis harus menciptakan produk tersebut, namun harus ditambah dengan inovasi. Pasalnya, dengan inovasi maka produk yang diciptakan akan memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri.
"Brand Herborist itu kita melakukan inovasi dengan menggali bahan baku alami yang ada hanya di Indonesia. Kita sebagai masyarakat atau bangsa Indonesia harus punya ciri khas sendiri. Kita harus pintar-pintar menggali. Beberapa contoh rangkaian bengkuang, daun sirih, itu yang punya ciri khas yang tidak dimiliki produk luar. Jadi kita harus eksplor kekayaan alam kita sedalam mungkin," jelas Billy.
(vdl/dna)