Mulai besok, larangan mudik lebaran 2021 mulai berlaku. Mobilitas masyarakat ke luar kota akan dilarang mulai besok untuk mencegah penyebaran COVID-19 antar daerah.
Beragam komentar pun dilontarkan masyarakat soal kebijakan ini, Edi salah satunya. Pria asal Tulungagung ini tak setuju bila mudik dilarang, bahkan dia menyebut larangan mudik tak masuk akal.
Menurutnya, bila alasan larangan mudik demi mencegah penyebaran COVID-19 sangat tidak masuk akal. Pasalnya, mudik dilarang tapi kerumunan di pasar dan mal saja dengan begitu mudah bisa terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak masuk akal juga ini kalau mudik dilarang buat cegah COVID. Orang itu mal-mal, pasar juga kemarin aja ramai-ramai, kan nggak masuk akal kalau alasannya cegah COVID," ungkap Edi ditemui detikcom di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021).
Akhir pekan lalu kerumunan orang memadati Pasar Tanah Abang di Jakarta, saking ramainya protokol kesehatan dan jaga jarak diabaikan. Kejadian serupa juga terjadi di beberapa pasar dan pusat perbelanjaan di daerah lain.
Edi merupakan salah satu tenaga kerja Indonesia alias TKI yang baru pulang dari Aljazair, dia berencana meneruskan perjalanan ke kampung halamannya di Tulungagung usai melakukan karantina di Wisma Atlet, Kemayoran setelah tiba di Indonesia.
Dia melanjutkan, sebetulnya mudik tak perlu dilarang pembatasan perjalanan dengan protokol kesehatan sudah cukup menurutnya. Dia juga mengatakan banyak pendatang di kota besar, seperti Jakarta misalnya yang sudah mulai kehilangan pekerjaan.
Karena tak punya pekerjaan, orang-orang itu ingin pulang ke kampung halaman, hal seperti itu menurutnya jangan dilarang.
"Mending jangan dilarang lah, ya dibatasin aja cukup, kan banyak juga di sini nggak kerja kan yang saya dengar-dengar begitu. Udah nggak kerja, masa nggak boleh mudik juga. Dikasih aja aturan dites swab sedikit, ita ya nggak apa-apa kayaknya. Tapi biarin jalan aja, jangan dilarang-larang," kata Edi.
Ada juga Vania, karyawan swasta yang mau mudik ke Bandung ini menilai tidak perlu ada larangan mudik. Dia menilai operator transportasi umum, termasuk bus antarkota antarprovinsi sudah paham dan menerapkan protokol kesehatan ketat pada kendaraannya.
Di sisi lain, Vania menilai banyak orang sudah mulai divaksinasi, dengan begitu menurutnya bisa meminimalisir penyebaran virus Corona.
"Ya mestinya jangan dilarang kenapa sih? Orang ini kan di busnya juga saya jaga jarak pake masker. Abang busnya juga pasti lakukan jaga jarak kan disilang-silang bangkunya, disediakan juga cuci tangan," kata Vania.
"Udah gitu, orang-orang juga udah banyak yang divaksin kan. Insyallah nggak apa-apa lah," ujarnya.
(hal/ara)