2. PT Kertas Leces (Persero)
Masalah yang dihadapi PT Kertas Leces (Persero) sepertinya sangat berat hingga membuat perusahaan mati suri sejak 2010-2011. Bahkan saat itu Kertas Leces dianggap sering merengek-rengek minta bantuan dana ke pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhirnya Menteri BUMN saat itu Dahlan Iskan usul agar kelebihan daya pembangkit listrik yang dimiliki oleh pabrik Kertas Leces bisa dimanfaatkan dengan cara dijual kepada PLN untuk tambahan penghasilan.
"Sebagian dijual ke PLN, Kertas Leces punya penghasilan untuk bayar gaji. Dengan demikian tidak ngemis terus. Karena boiler itu bisa membangkitkan listrik 60 MW (Mega Watt). Karena turbinnya banyak yang lama, maka kira kira yang bisa jual 20 sampai 30 MW, 30 MW (sisanya) untuk harian (operasional)," kata Dahlan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (30/4/2012).
Lalu setahun berikutnya BUMN kertas ini menyatakan diri bahwa bisnisnya kembali hidup. Perusahaan saat itu menyatakan akan memasok dan memproduksi kertas jenis HVS kepada Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) sebanyak 70.000 ton.
Orderan kertas sebanyak 70.000 ton dikontrak selama 1 tahun dengan nilai transaksi mencapai Rp 600 miliar.
Namun beberapa tahun setelahnya Kertas Leces nasibnya berakhir di Pengadilan Niaga Surabaya. Perusahaan dinyatakan pailit pada 25 September 2018.
Usai diputus pailit, aset perusahaan harus dijual untuk menutup kewajiban yang harus dibayarkan ke kreditur. Belum secara rinci, namun kewajiban yang harus dibayarkan sekitar dua kali dari aset perusahaan sekitar Rp 1 triliun.
Namun, masalah belum berakhir. Salah satu kreditur yakni PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA tak terima karena merasa tidak mendapat jatah semestinya dari salah satu aset yang dilepas.
Lanjut ke halaman selanjutnya
Simak Video "Setneg Bantah Isu Jokowi Bikin Yayasan Untuk Kelola TMII"
[Gambas:Video 20detik]