Pemerintah Mau Tarik Utang Rp 323 T Lagi di Kuartal II-2021

Pemerintah Mau Tarik Utang Rp 323 T Lagi di Kuartal II-2021

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 19 Mei 2021 14:06 WIB
Data utang pemerintah
Ilustrasi/Foto: Mindra Purnomo

Adapun dampak dari risiko itu, dijelaskan adanya kenaikan inflasi dan yield surat berharga AS yang dapat mendorong penguatan mata uang USD, memberi tekanan pada sektor keuangan negara berkembang atau emerging market seperti yang terjadi di 2013 - taper tantrum.

Lalu, perang tarif dapat memicu instabilitas politik di kawasan, serta penundaan pemberian vaksinasi dapat menyebabkan percepatan pemulihan ekonomi terhambat.

Namun demikian pemerintah juga telah menyiapkan mitigasinya, jangka pendek menengah dengan memperkuat pendalaman pasar keuangan dalam negeri. Koordinasi intensif dengan Bank Indonesia untuk menjaga cadangan devisa. Pembatasan impor secara selektif dan pemberian stimulus pada ekspor untuk mengurangi defisit transaksi berjalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengembangan pasar ekspor non tradisional. Melanjutkan program vaksinasi dengan diversifikasi produk vaksin," tulis laporan tersebut.

Sementara mitigasi jangka panjang adalah melanjutkan kebijakan pengurangan ketergantungan energi minyak bumi.

ADVERTISEMENT

Untuk risiko pembiayaan utang yang cenderung meningkat, laporan DJPPR Kementerian Keuangan mencatat penyebab utamanya tekanan kenaikan US Treasury dan perbaikan ekonomi AS yang progresif berpotensi untuk capital outflow dan kecenderungan pelemahan nilai tukar atau kurs rupiah.

Dampaknya, target penerbitan utang tahun 2021 dapat dipenuhi, namun terdapat potensi peningkatan cost of borrowing.

Upaya mitigasinya yang sudah disiapkan adalah melakukan liability management melalui debt switch dan buyback. Selain itu juga memaksimalkan penerbitan SBN pada kuartal III 2021 dan kuartal IV 2021, mengoptimalkan dukungan Bank Indonesia (BI) sebagai standby buyer, dan terus berkoordinasi dengan pemberi pinjaman.


(hek/eds)

Hide Ads