Prediksi Ekonomi Sri Mulyani Lebih Tinggi dari Jokowi, Ini 4 Faktanya

Prediksi Ekonomi Sri Mulyani Lebih Tinggi dari Jokowi, Ini 4 Faktanya

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 24 Mei 2021 19:00 WIB
Presiden Jokowi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan sidak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya. Keduanya langsung meninjau pelayanan tax amnesty.
Foto: Muhammad Iqbal
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diterbitkan Kementerian Keuangan pada kuartal II-2021 antara 7,1-8,3%. Angka proyeksi tersebut lebih tinggi dari yang diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu 7%.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Sri Mulyani ini juga mengacu terhadap beberapa komponen yang berkontribusi besar terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB). Berikut fakta-faktanya:

1. Versi Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis ekonomi Indonesia sudah bergerak ke arah pemulihan. Dilihat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal-kuartal sebelumnya yang terus bergerak naik. Terakhir, ekonomi Indonesia -0,74%, meski masih minus tapi sudah mendekati level positif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, Jokowi pun memasang target yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia harus bisa mencapai 7% pada kuartal II.

"Kuartal kedua berarti April,Mei, Juni target kita kurang lebih 7%," ujar Jokowi dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/5/2021).

ADVERTISEMENT

2. Versi Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 7,1-8,3% pada kuartal II-2021. Hal ini diungkapkan Sri Mulyani dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi XI DPR RI.

Agenda raker siang ini mengenai perkembangan COVID-19, perkembangan APBN, perkembangan PEN, insentif pajak dalam menanggulangi dampak COVID-19, dan evaluasi dan reformasi hubungan keuangan pusat dan daerah (HKPD).

"Proyeksi kita, Kementerian Keuangan di kuartal II antara 7,1% sampai 8,3%," kata Sri Mulyani, Senin (24/5/2021).

Berlanjut ke halaman berikutnya.

3. Syarat Jokowi

Jokowi membagikan cara untuk mencapai target tersebut di hadapan para pimpinan daerah se-Indonesia yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

"Bagaimana caranya? Caranya ya COVID-19 nya selesaikan sehingga orang percaya diri untuk konsumsi untuk ada demand sehingga produksinya bergerak," ungkapnya.

Ia mengakui untuk mencapai target itu tentu tidak mudah, tapi ia yakin bisa tercapai.

"Hati-hati, kurang lebih 7% plus itu bukan barang mudah, tetapi saya meyakini Insyaallah bisa," katanya.

Kuncinya semua daerah harus bisa menyelesaikan kasus COVID-19 tersebut. Selain itu, semua pimpinan daerah juga harus optimis. Sebab, pertumbuhan ekonomi nasional merupakan agregat pertumbuhan ekonomi daerah.

4. Komponen Pendukung

Tingginya proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021, dikatakan Sri Mulyani karena berbagai indikator ekonomi nasional maupun dunia sudah mulai membaik. Sebagai salah satu contoh harga minyak dan komoditas yang berdampak positif terhadap setoran negara.

Lalu, adanya perbaikan PMI manufaktur global yang sudah di level 55,8 dan Indonesia berada di 54,6 atau lebih baik dibandingkan April 53,2.

Pertumbuhan ekonomi sampai 8,3%, dikatakan Sri Mulyani didukung oleh komponen pengeluaran yang berkontribusi besar terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB). Seperti konsumsi rumah tangga berada di level 6% sampai 6,8%, konsumsi pemerintah di rentang 8,1% sampai 9,7%.

Selanjutnya investasi atau PMTB diharapkan tumbuh antara 9,4-11,1%. Sementara ekspor tumbuh antara 14,9% sampai 19,7%, dan impor tumbuh 13% sampai 19,7% pada kuartal II.

"Untuk keseluruhan tahun akan lebih modest karena COVID-19, kita harap kuartal III dan kuartal IV masih terakselerasi," ungkapnya.


Hide Ads