Hal serupa disampaikan oleh Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah. Piter sepakat dengan Faisal Basri yang menilai ada pengaruh 'orang kuat' di balik rencana pemerintah tersebut. Namun, Piter enggan mengira-ngira siapa sosok 'orang kuat' tersebut.
"Saya sependapat dengan bapak Faisal Basri. Kalau pak Faisal Basri mengatakan ada orang di belakangnya ini yang kemarin mungkin tidak ikut (tax amnesty jilid I) sekarang mau ikut," kata Piter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Piter bila pemerintah sampai mengeluarkan Tax Amnesty Jilid II, tentu kredibilitas pemerintah itu jadi dipertanyakan publik. Pemerintah harusnya bisa menjaga janji yang sudah pernah diucapkannya.
"Nah ini jangan pemerintah yang dikorbankan," ucapnya.
Untuk itu, Piter mengimbau agar pemerintah membantalkan rencana itu. Sebab, secara teori atau konsep pun, Tax Amnesty itu seharusnya dilakukan sekali seumur hidup atau setidaknya diberi jarak yang sangat lama antara 20-30 tahun setelah dikeluarkannya pengampunan pajak yang pertama.
"Bukan 2-3 tahun terus diberikan lagi. Kenapa? Karena ini untuk menghindari moral hazard. Jadi tax amnesty itu kan tujuannya untuk meningkatkan kepatuhan dari wajib pajak kalau diberikan berulang nanti menimbulkan moral hazard. Ngapain saya patuh saya tunggu aja tax amnesty selanjutnya," imbuhnya.
(upl/upl)