Buset! Korea Utara Lagi Krisis, Harga Sampo Tembus Rp 2,8 Juta/Botol

Siti Fatimah - detikFinance
Kamis, 24 Jun 2021 17:12 WIB
Foto: iStock
Jakarta -

Korea Utara sedang menghadapi krisis. Ekonomi negara tersebut sedang melambat karena aktivitas ekspornya dengan China belum mencapai kesepakatan. Kondisi krisis tersebut membuat sejumlah harga barang dan makanan melonjak gila-gilaan.

Mengutip The Economic Times, harga jagung dan beras di beberapa kota besar termasuk Pyongyang, sempat jatuh setelah penduduk setempat menerima jatah dari pemerintah. Tetapi di beberapa daerah lain justru melonjak yang menandakan terjadi fluktuasi harga komoditas di Korea Utara.

Beberapa barang mewah impor muncul kembali di rak-rak toko kota besar termasuk di Pyongyang pada awal tahun, ketika pembatasan perbatasan dilonggarkan.

Akan tetapi berdasarkan penuturan salah satu sumber kepada Reuters, harga tersebut telah melonjak kembali. Bahkan beberapa sampo dijual seharga US$ 200 atau setara dengan Rp 2,8 juta (kurs dollar Rp 14.397) per botol dan satu kilogram pisang dijual seharga US$ 45 atau setara Rp 647.865.

Ekspor China ke Korea Utara pun mengalami penurunan, tepatnya pada Mei turun menjadi US$ 2,71 juta dari US$28,75 juta pada bulan April. Hal tersebut memupus harapan para pedagang di perbatasan yang selama terimbas pandemi COVID-19.

Pakar Ekonomi Korea Utara, Peter Ward mengatakan, kenaikan beberapa komoditas bisa disebabkan karena situasi perdagangan luar negeri. Seperti diketahui, laporan pekan ini negara China kembali berencana akan melakukan pembatasan perbatasan terkait pandemi COVID-19 setidaknya selama satu ke depan, terlebih setelah timbul keraguan pada prospek Korea Utara.

"Pergerakan harga bahan bakar dan valas kemungkinan disebabkan oleh situasi perdagangan luar negeri," kata Ward.

Lihat juga video 'Gerilya Kim Jong-un Basmi K-Pop di Korea Utara':



Lanjut halaman berikutnya.




(fdl/fdl)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork