Ketua YLKI Tulus Abadi mengatakan, rendahnya akurasi hasil tes GeNose ini mengkhawatirkan karena bisa menghasilkan hasil negatif yang 'palsu'.
"Banyak kasus, akurasinya mengindikasikan rendah. Dikhawatirkan menghasilkan 'negatif palsu'," kata Tulus dalam keterangannya, Rabu (23/6/2021).
Dia mengatakan, faktor harga seharusnya bukan pertimbangan utama. Sebab, hal ini terkait dengan keselamatan dan keamanan seseorang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo juga menyarankan agar pemerintah kembali mengacu pada penggunaan alat test deteksi Corona yang sudah baku dan diakui secara internasional.
"Kembalikan ke tes standar baku, kecuali sudah ada bukti validasi GeNose. Tes GeNose adalah untuk screening bukan untuk diagnosis. Jika dipakai sebagai syarat verifikasi perjalanan maka penggunaan GeNose tidak sesuai fungsinya," kata Ahmad.
Kementerian Perhubungan pun buka suara soal desakan penghapusan GeNose sebagai syarat perjalanan. Kelanjutan nasib GeNose sebagai syarat perjalanan perlu keputusan bersama Satgas Penanganan COVID-19 dan Kementerian/Lembaga terkait. Nasibnya GeNose saat ini sedang dibahas.
"Ini harus dibahas bersama Satgas Penanganan COVID-19 dan Kementerian/Lembaga terkait karena syarat perjalanan dalam negeri ditetapkan dalam Surat Edaran Satgas. (Saat ini) sedang dibahas," kata Jubir Kemenhub Adita Irawati kepada detikcom, Kamis (14/6/2021).
Simak Video "Video: Bahlil Bakal Buat Regulasi soal Pengeboran Sumur Minyak Rakyat"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/zlf)